KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya dengan menghimbau eksportir untuk membawa kembali devisa hasil ekspor dan mengoversikannya ke mata uang rupiah. Beberapa insentif tengah dirancang pemerintah untuk lebih menggeliatkan hal tersebut, namun dampaknya sampai saat ini belum signifikan. Padahal, pemerintah melalui PMK Nomor 10/2016 sudah memberikan insentif pajak bagi DHE yang mendepositkan dananya di dalam negeri. Merujuk pemberitaan Kontan.co.id (13/8) lalu rupanya hal ini belum populer di kalangan pebisnis lantaran belum masifnya sosialisasi yang dilakukan baik dari pemerintah maupun perbankan.
Menanggapi hal tersebut, bank plat merah yang dihubungi Kontan.co.id, Rabu (12/12) mengaku sudah melakukan sosialisasi namun memang antusiasme masyarakat belum besar. PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang sudah melakukan sosialisasi terkait kebijakan tersebut kepada pelaku usaha di sektor perkebunan kelapa sawit. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, hal ini dilakukan baik melalui kegiatan inisiatif Bank Mandiri maupun kegiatan yang dilakukan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki). "Di samping sosialisasi, Bank Mandiri juga mendukung implementasi program DHE di sektor kelapa sawit melalui penyediaan solusi penerimaan ekspor dengan skema
trade finance kepada nasabah eksisting," kata Rohan. Tawaran tersebut utamanya diberikan ke segmen korporasi besar maupun korporasi menengah Bank Mandiri yang jumlahnya relatif besar. Menurut Rohan, hal ini sebenarnya sudah memberikan dampak peningkatan volume ekspor secara tahunan yang signifikan paling tidak hingga tahun 2017. "Hal ini memberikan dampak peningkatan volume ekspor di tahun 2017 yang mencapai kisaran 60% di
top 20 nasabah eksportir terbesar," sambungnya. Tak hanya itu, bank berlogo pita emas ini juga menyebut beragam aktivitas sudah dilakukan untuk mendukung DHE di sektor kelapa sawit. Menurutnya, secara tidak langsung cara-cara tersebut telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengendapan dana nasabah eksportir yang besar, yakni sekitar 55% pada tahun 2017 lalu. Sayangnya, Rohan belum dapat merinci besaran kontribusi sosialisasi program DHE saat ini terhadap neraca Bank Mandiri. Sekadar gambaran, sampai Oktober 2018 total deposito bank bersandi emiten BMRI ini sudah mencapai Rp 242,8 triliun. Jumlah tersebut naik 9,91% dibandingkan bulan Oktober 2017 yang mencapai Rp 223,63 triliun. PT Bank Negara Indonesia Tbk juga mengakui sudah ikut berperan aktif dalam program sosialisasi insentif pajak bagi DHE. Menurutnya, BNI sudah menyediakan beragam produk deposito DHE dengan jangka waktu satu bulan hingga 24 bulan dengan pengenaan tarif pajak yang mengacu pada peraturan pemerintah. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menjelaskan, selain menyediakan produk pihaknya juga meluncurkan program-program promosi mengenai hal tersebut. Misalnya lewat
bundling program antara deposito atau giro DHE serta penawaran kredit berorientasi ekspor dengan bunga yang kompetitif. Sayangnya, sampai saat ini menurut pengakuan Herry hal tersebut belum berdampak terlalu besar terhadap perkembangan deposito BNI. "Sampai saat ini, belum berdampak terlalu besar terhadap outstanding deposito BNI secara keseluruhan," katanya. Setali tiga uang, meski berfokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyebut pihaknya tetap ikut berperan dalam mensosialisasikan hal tersebut. "Selain mengembangkan bisnis di sektor perumahan, kami juga melakukan bisnis di sektor non perumahan dengan porsi di bawah 15%," jelas Mahelan Prabantarikso, Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN. Malahan, saat ini bank berkode emiten BBTN ini juga sedang mengembangkan transaksi ekspor impor dalam bentuk transaksi Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan L/C dalam jumlah terbatas. Mahelan berharap, hal ini baru akan terealisasi pada bulan Desember 2018. "Bank BTN sudah melakukan sosialisasi deposito DHE sejak bulan Oktober 2018, sampai saat ini tetap dilakukan sosialisasi dan marketing. Diharapkan deposito DHE dapat terealisasi bulan Desember 2018," ungkapnya. Asal tahu saja, dalam PMK ini, pemberian insentif berupa pemotongan pajak dari DHE yang disimpan di perbankan dalam negeri. Besarnya insentif tergantung mata uang dan lamanya dana itu tersimpan.
Jika DHE berbentuk dollar AS, maka pengusaha bisa mendapatkan pengurangan pajak deposito atas dana tersebut. Jika DHE tersimpan dalam deposito satu bulan, pengusaha mendapatkan pengurangan pajak dari 20% menjadi 10%. Untuk deposito DHE tiga bulan, pajaknya hanya 7,5%, dan enam bulan hanya 2,5%. Bila DHE tersimpan di deposito setahun atau lebih, bebas pajak atau 0%. Jika eksportir menyimpan DHE dalam deposito rupiah, maka pemotongan pajaknya lebih besar lagi. Jika DHE disimpan dalam deposito rupiah berjangka satu bulan maka pajaknya hanya 7,5%. Untuk DHE yang disimpan dalam deposito rupiah berjangka tiga bulan, pajaknya sebesar 5%. Dan jika eksportir menyimpan DHE dalam deposito berjangka 6 bulan atau lebih maka bunga atas depositonya 0% alias tidak dipotong pajak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi