Bank Pundi menjual 15 kantor Rp 194 miliar



 JAKARTA. Bank Pundi menjual aset berupa 15 gedung kantor cabang. Langkah ini untuk mendongkrak rasio kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) atau capital adequacy ratio (CAR) yang masih minim.

Direktur Utama Bank Pundi Paulus Wiranata, menyatakan, saat ini pertumbuhan harga properti sudah tinggi. Apalagi, kenaikan harga properti ke depan diprediksi relatif stabil. "Sehingga sekarang adalah momentum tepat menjual properti," kata Paulus, dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham, belum lama ini.

Saat ini, Bank Pundi memiliki 207 kantor cabang. Dari jumlah itu, 15 di antaranya merupakan gedung milik sendiri. Nilai transaksi penjualan gedung kantor cabang Rp 194 miliar. Untuk melayani nasabah, Bank Pundi menyewa sebagian besar kantor. Pembeli aset Bank Pundi adalah PT Dakara Makmur. Transaksi ini diyakini tak merugikan Bank Pundi. Sebab, salah satu syarat utama transaksi tersebut adalah, Dakara Makmur harus menyewakan kembali ke Bank Pundi.


Melalui transaksi ini, Bank Pundi berharap CAR yang di akhir tahun lalu di 11,43% bisa terdongkrak. Pasca transaksi, CAR Bank Pundi akan sebesar 12,25%. Berdasarkan laporan keuangan pada akhir tahun lalu, posisi CAR Bank Pundi masih lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang masih di level 13,27%. Penjualan 15 kantor Bank Pundi juga akan meningkatkan jumlah kas sebesar Rp 101 miliar.

Tapi, ini menurunkan jumlah aset tetap sekitar Rp 98 miliar. Namun, jumlah aset lain-lain meningkat sebesar Rp 50 miliar. Selain meningkatkan rasio modal, penjualan gedung kantor akan memperbaiki likuiditas Bank Pundi. Rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) diprediksi terjaga di level 90,29%.

Di akhir 2013, LDR Bank Pundi di level 88,46%. Sementara rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) akan lebih rendah, di 96,80%, "Return on asset di 1,53% serta return on equity sebesar 12,13%," tutur Paulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie