Bank Rakyat Indonesia (BRI) Catat Laba Terbesar di Antara Bank Big Cap Hingga Mei



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tampaknya belum terkalahkan sebagai bank dengan laba tertinggi. Setidaknya, itu masih bertahan sepanjang lima bulan berjalan di 2024.

Mengutip laporan bulanan tiap-tiap bank di Mei 2024, BBRI mencatat laba terbesar dengan nilai mencapai Rp 21,9 triliun. Pencapaian tersebut meningkat sekitar 8,84% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Selanjutnya, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang hampir mendekati catatan laba BBRI dengan nilai mencapai Rp 21,6 triliun. Menariknya, pertumbuhan laba BBCA jauh lebih tinggi mencapai 11,65% secara tahunan (YoY).


Baca Juga: Bank BCA (BBCA) Cetak Laba 21,6 Triliun dalam 5 Bulan, Tumbuh 11,6%

Di posisi ketiga, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat laba bersih tahun berjalan sepanjang lima bulan 2024 senilai Rp 19,6 triliun. Pertumbuhannya pun tak sekencang dengan dua bank teratas yaitu sekitar 6,4% YoY.

Terakhir, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masih menjadi yang paling bontot jika disandingkan dengan pesaing-pesaingnya sebagai Bank KBMI 4. Bank berlogo 46 ini hanya mencatat laba senilai Rp 8,5 triliun dengan pertumbuhan hanya sekitar 1,52% YoY.

Jika ditelisik lebih lanjut, laba bank-bank KBMI 4 ini mayoritas didukung oleh kenaikan pendapatan non bunga meski nilainya belum begitu besar. Di mana, pertumbuhannya jauh lebih besar dibandingkan pendapatan bunga bersih.

Ambil contoh, BBRI yang mencatat pendapatan non bunga tumbuh hingga 38,31% YoY menjadi Rp 21,75 triliun. Sementara, pendapatan bunga bersih BBRI hanya tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp 45,8 triliun.

Baca Juga: Kredit BTN Tumbuh 13,3% per Mei, Laba Mencapai Rp 1,16 Triliun

Hal yang serupa juga terjadi pada BBNI yang mencatatkan pendapatan non bunga senilai Rp 8,1 triliun atau tumbuh 14,16% YoY. Hal tersebut terjadi di saat pendapatan bunga bersih bank turun hingga 10% YoY menjadi Rp 15,28 triliun.

Di sisi lain, pertumbuhan laba-laba bank besar juga turut terhambat dengan naiknya biaya provisi atau pencadangan yang dikeluarkan. Maklum, kualitas kredit saat ini menjadi bayang-bayang industri perbankan.

Misalnya, BBRI yang mencatatkan biaya provisi naik hingga 31,29% YoY menjadi Ro 17,88 triliun. Tak mau kalah, BBCA juga mencatatkan kenaikan biaya provisi sekitar 28,51% Yoay menjadi Rp 1,72 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli