Bank Ramai-ramai Merilis Super App, Apa Saja Fitur Andalannya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan berlomba-lomba meluncurkan aplikasi super (Super App) untuk meningkatkan layanan dan transaksi digital banking. Mereka bahkan rela keluarkan kocek besar untuk pengembangan SuperApps tersebut. 

Bank BTN misalnya, telah mengembangkan Super App dan saat ini masih digunakan secara internal. Direktur Teknologi Informasi dan Digital BTN Andi Nirwoto berharap, Super App BTN bisa rlis pada September atau Oktober 2022 dan saat ini masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Tapi secara resmi, kita lagi koordinasi sama regulator. Secara total arsitekturnya beda, jadi kalau di regulator masuk dalam perizinan baru," kata Andi di Jakarta, Selasa (23/8).


Baca Juga: Inovasi Teknologi Hubungkan Layanan Perbankan Digital dengan Fintech dan E-commerce

Pengembangan Super App BTN menggelontorkan dana miliaran rupiah. Andi menyebut, pembuatan aplikasi ini menghabiskan dana tidak sampai Rp 10 miliar. Ditambah investasi infrastruktur dan keamanan di kisaran Rp 50 miliar.

"Enggak harus mahal karena pengembang aplikasi sudah sangat banyak. Jadi kita cari yang efisien. Konsepnya, joint development sehingga teknisi internal perusahaan juga bisa melakukan pengembangan," jelas dia.

Tahun ini, BTN menganggarkan modal kerja (capex) untuk pengembangan teknologi informasi (TI) sekitar Rp 400 miliar. Hingga Juni 2022, bank pelat merah ini telah menggunakan capex sekitar 35% - 40%. 

Kehadiran Super App ini diharapkan akan mendorong ekosistem mortgage atau perumahan BTN. Misalnya, ada layanan pembukaan rekening, pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR), kerja sama dengan penyedia basis data perumahan, jasa servis interior serta arsitek.

"Dari pembukaan rekening, nasabah bisa beli rumah, terus mengisi arsitektur rumah, termasuk pembayaran listrik, air dan gas," ujar Andi.

Nantinya, terdapat pelayanan notaris dan aktuaria yang terintegrasi jika nasabah yang ingin mengajukan KPR. Saat ini portal digital untuk layanan notaris masih terpisah. Selain itu, kehadiran Super App juga akan menggantikan mobile banking BTN. Ke depan, akan ada segmen business internet banking yang merupakan tabungan bagi pengusaha kecil dan pengembang.

Baca Juga: Hingga Juli 2022, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.143,7 Triliun

Bank KB Bukopin juga sedang mengembangkan Super App yang ditargetkan meluncur pada 2023. Executive Vice President Digital Division Head Bank KB Bukopin Charles Budiman melihat Super App dari lima kebutuhan nasabah dari to save, to pay, to borrow, to invest dan to protect. 

"Fokus pertama akan diberikan untuk to save, to pay dan to borrow terlebih dahulu dan sentuhan terbaik dari kami. Seperti apa yang sudah diimplementasikan di Korea," jelasnya. 

Ditambah lagi, perusahaan akan menggunakan open banking Application Programming Interface (API) untuk dapat bekerja sama dengan patner-patner strategis dalam memberikan pengalaman dan layanan terbaik bagi nasabah. 

Sambil menunggu Super App rilis, perusahaan juga akan merilis versi baru dari aplikasi digital Wokee pada tahun ini. Charles bilang, versi baru ini mempermudah proses on-boarding bagi nasabah baru dan juga ada pembaruan UI/UX dalam aplikasi.

Tak berbeda dengan BTN, bank milik Kookmin Bank ini juga keluarkan kocek cukup dalam untuk investasi TI dan infrastruktur digital secara menyeluruh. Namun ia tidak mengungkapkan angkanya. Yang jelas transaksi digital diharapkan bisa tumbuh dua kali lipat tahun ini. 

Bank BCA juga tertarik mengembangkan Super App. Namun untuk tahun ini, bank bersandi saham BBCA ini masih fokus mempertajam fitur aplikasi BCAmobile dan internet banking (KlikBCA)

Direktur BCA Santoso Liem menyebut aplikasi myBCA sebagai milestone pengembangan Super App. Sebab, digital platform ini hanya memerlukan satu BCA ID untuk dapat mengakses seluruh informasi rekening BCA.

Baca Juga: BI Catat Nilai Transaksi Digital Banking Melesat 27,82% pada Juli 2022

"MyBCA dirancang sebagai future integrated ecosystem digital. BCA mobile dan myBCA akan menjadi duet, berjalan bersamaan ke depan untuk memberikan solusi komprehensif layanan perbankan bagi nasabah dan masyarakat," terangnya. 

Sementara itu, perseroan menganggarkan capex pada kisaran Rp 5 triliun tahun ini yang sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan TI, digitalisasi perbankan, pengembangan jaringan kantor cabang, serta keamanan siber. 

Secara berkelanjutan, BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi dalam mendukung layanan nasabah serta pertumbuhan volume transaksi digital. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .