Bank Sahabat Sampoerna targetkan 75% pengajuan kredit lewat online



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mulai mengembangkan aplikasi pinjaman berbasis web.

Direktur Funding, MSE, FI, dan Jaringan Kantor Bank Sampoerna Ong Tek Tjan menargetkan 75% penyaluran kredit dalam satu tahun ke depan lewat aplikasi ini. Bank Sampoerna meluncurkan situs PDaja.com yang mampu memberikan estimasi perkiraan pinjaman kepada calon debitur.

"Besaran pinjamannya mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 10 miliar dengan tenor satu tahun berbunga 15%-18% per tahun. Karena pinjaman berbentuk rekening koran yang bisa dipakai sesuai kebutuhan," ujar Ong di Jakarta, Jumat (16/11).


Artinya debitur dapat mencairkan pinjaman yang telah disetujui Bank sesuai kebutuhan. Selama pinjaman belum dicairkan, tidak ada beban bunga yang harus ditanggung oleh debitur.

Ong bilang, kredit lewat jalur digital ini tidak memakan belanja modal yang besar, lantaran berbasis website. Kredit ini mensyaratkan jaminan dalam pengajuannya.

Legal Credit and Collateral Management Bank Sahabat Samporna Sandra Lewerissa bilang PDaja.com akan memperlihatkan estimasi besaran kredit berdasarkan jaminan. Calon debitur memasukan detail informasi jaminan kredit berupa berupa rumah, rumah toko, dan apartemen.

PDaja.com akan menganalisis besaran kredit menggunakan database yang sudah ada. Hasilnya ada tiga pilihan besaran pinjaman beserta bunga kredit dan provisi yang harus dibayarkan.

Bila calon debitur setuju dengan salah satu opsi dapat mengajukan kredit dengan melengkapi berbagai berkas. Nanti Bank Sampoerna akan melakukan survei untuk melihat keabsahan jaminan yang diajukan. Kredit pun disalurkan.

Pada tahap awal, Bank Sampoerna akan melakukan uji coba PDaja.com selama enam bulan ke depan di Jabotabek. Bila sukses, bank akan mengimplementasikan ke 20 kantor cabang yang ada di Indonesia. Sembari melengkapi data base PDaja.com mengenai informasi tanah dan bangunan di berbagai wilayah.

Ong bilang hingga September 2018, Bank Sampoerna berhasil menyalurkan kredit Rp 7 triliun. Nilai ini tumbuh 15% year on year (yoy). Adapun rasio kredit bermasalah atau NPL dibawah 3%.

Tahun depan, Ong bilang bank mengharapkan kredit tumbuh di atas 15% yoy. Ong tidak mencemaskan 2019 sebagai tahun politik. Ia lebih mewaspadai pelemahan rupiah akibat perang dagang global dan kenaikan suku bunga The Fed.

Bank masih akan tetap fokus pada kredit UMKM yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 75% dari total kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi