JAKARTA. Industri perbankan menyambut baik peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) menjadi layak investasi alias investment grade. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, akan mengoptimalkan manfaat kenaiknya peringkat kredit dari S&P ini untuk mencari pendanaan. Direktur Treasury BNI, Panji Irawan mengatakan, saat ini bank berkode emiten BBNI ini tengah mempersiapkan penerbitan surat utang. Meski belum menentukan tanggal penerbitan surat utang, Panji menyebut hal tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. "Akan kami konfirmasi secepatnya terkait pendanaan di pasar modal," ujarnya, Senin (22/5). Sebagai informasi saja, bank berlogo 46 ini memang berencana untuk mencari tambahan pendanaan melalui berbagai instrumen utang dan pinjaman bilateral dengan total nilai sekitar Rp 10 triliun. Instrumen utang tersebut antara lain, obligasi Rp 5 triliun dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) sebesar Rp 3 triliun dan Rp 2 triliun.
Bank sambut baik kado investment grade dari S&P
JAKARTA. Industri perbankan menyambut baik peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) menjadi layak investasi alias investment grade. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, akan mengoptimalkan manfaat kenaiknya peringkat kredit dari S&P ini untuk mencari pendanaan. Direktur Treasury BNI, Panji Irawan mengatakan, saat ini bank berkode emiten BBNI ini tengah mempersiapkan penerbitan surat utang. Meski belum menentukan tanggal penerbitan surat utang, Panji menyebut hal tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. "Akan kami konfirmasi secepatnya terkait pendanaan di pasar modal," ujarnya, Senin (22/5). Sebagai informasi saja, bank berlogo 46 ini memang berencana untuk mencari tambahan pendanaan melalui berbagai instrumen utang dan pinjaman bilateral dengan total nilai sekitar Rp 10 triliun. Instrumen utang tersebut antara lain, obligasi Rp 5 triliun dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) sebesar Rp 3 triliun dan Rp 2 triliun.