KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna optimistis dapat memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun di penghujung 2022. Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menyatakan penambahan modal dari pemegang saham saat ini, baik pemegang saham pengendali ataupun pemegang saham minoritas, merupakan opsi yang sangat terbuka. “Opsi lainnya berupa tambahan modal dari pemegang saham baru, baik melalui mekanisme IPO maupun non-IPO, tetap kami jajaki,” ujar Henky kepada Kontan.co.id, Rabu (18/5). Terlebih, saat ini, Bank Sampoerna baru saja mendapat tiga pemegang saham baru sehingga menerima tambahan modal lebih dari Rp 900 miliar dalam 12 bulan terakhir. Sehingga, modal inti Bank Sampoerna telah mencapai hampir Rp 2,6 triliun di Maret 2022.
“Tentunya dibutuhkan tambahan sekitar Rp 400 miliar untuk Bank Sampoerna memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun 2022,” tambahnya. Baca Juga: Bank Fama Akan Lakukan Aksi Penguatan Modal Inti di Semester II-2022 Dengan bertambahnya modal inti, secara otomatis akan meningkatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank yang pada Maret 2022 telah mencapai 30%. Tambahan modal ini akan memberi keleluasaan bagi Bank Sampoerna. “Bank dapat memberikan lebih banyak pembiayaan secara langsung pada UMKM, maupun pada mitra yang menyalurkan lebih lanjut pada UMKM. Bank juga akan dapat mengembangkan layanan yang lebih baik bagi nasabah,” tuturnya. Asal tahu saja, Bank Sampoerna berhasil mencatat laba bersih Rp 13,0 miliar pada kuartal I-2022. Laba bersih ini meningkat 17,3% secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 11,1 miliar. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada kuartal I tahun ini sebesar Rp 8,5 triliun atau tumbuh 5,2% dari tahun sebelumnya sebesar Rp8,1 triliun. Lebih dari 40% dari total kredit tersebut disalurkan secara langsung untuk menopang pertumbuhan usaha dan investasi UMKM.