KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna melihat prospek kredit UMKM masih dalam kondisi baik di 2022. Adji Anggono,
Chief of SME, Funding and FI Bank Sampoerna bilang hal ini seiring dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tahun ini. “UMKM merupakan salah satu sektor yang menarik, potensial, dan adaptif terhadap perubahan yang semakin cepat. Kami berharap pertumbuhan kredit UMKM di atas 10% di tahun depan,” ujar Adji secara virtual pada Senin (20/12). Ia menyatakan saat ini, kontribusi penyaluran kredit ke UMKM dijaga di level 50%. Ia menyatakan akan meningkatkan porsi penyaluran kredit ke sektor UMKM ke depannya.
Salah satu upaya mencapai target itu, Bank Sampoerna bekerja sama dengan dan PT Mekar Investama Sampoerna (Mekar) meluncurkan MekarinAja. Target penyaluran pada tahap awal hingga Rp 200 miliar.
Baca Juga: Jawab Kebutuhan Pasar, BRI Lakukan Transformasi Digital Hendra Setiawan,
Head of Lending Center Bank Sampoerna menambahkan MekarinAja adalah produk yang cukup unik. Fasilitas yang diberikan berbeda dengan kebanyakan pinjaman berbentuk pinjaman angsuran. MekarinAja memberikan fasilitas dalam bentuk Plafon Rekening Koran, sehingga peminjam memiliki fleksibilitas dalam pemakaian pinjamannya sesuai kebutuhan. “Dalam fasilitas ini, peminjam juga tidak wajib untuk membayar pokok pinjaman setiap bulannya, hanya bunga sesuai pemakaian saja. Dengan keunikan ini kami yakin produk ini dapat diterima di masyarakat. Pengusaha UMKM memerlukan fleksibilitas dalam pembiayaan, fleksibilitas itulah yang kami berikan melalui MekarinAja,“ paparnya.
Chief Executive Officer (CEO) Mekar Pandu Aditya Kristy menjelaskan MekarinAja merupakan produk kolaborasi antara Bank Sampoerna dengan Mekar. Produk ini memberikan alternatif akses pembiayaan bagi UMKM yang selama ini belum memiliki akses permodalan dari lembaga keuangan. “Mekar telah membantu akses pembiayaan bagi UMKM selama 5 tahun terakhir. Kini dengan MekarinAja, akses pembiayaan ini kami tingkatkan lagi," ujar Pandu secara virtual pada Senin (20/12).
Baca Juga: Tingkatkan Bisnis Multiguna, Bank Sumut Kembangkan Pengajuan Kredit Secara Digital "Jika sebagian besar perusahaan
fintech dan P2P (
peer-to-peer)
lending lebih banyak memberikan pinjaman dengan nominal yang relatif kecil, melalui MekarinAja pengusaha UMKM dapat mengajukan pinjaman dengan nilai yang lebih besar dan tingkat suku bunga yang lebih ekonomis,” katanya. Dia bilang salah satu kendala yang dihadapi UMKM di Indonesia adalah sulitnya mendapat akses permodalan dari bank. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti tidak adanya pencatatan keuangan yang baik, lama usaha yang belum cukup
mature, atau sektor usaha yang dihindari oleh sebagian besar bank. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi