KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna telah memenuhi modal inti Rp 2 triliun per November 2021. Penambahan modal tersebut dilakukan lewat injeksi modal secara langsung dari pemegang saham eksisting, kehadiran investor baru dan akumulasi dari perolehan laba. Tenggak waktu pemenuhan tahapan modal inti minimum Rp 2 triliun ditetapkan regulator pada akhir 2021. Per September 2021, modal inti bank ini masih Rp 1,65 triliun. Artinya, di bulan September terjadi penambahan modal sekitar Rp 350 miliar. "Pemenuhan modal inti dilakukan dari pemegang saham eksisting dan hadirnya beberapa pemegang saham baru, serta melalui akumulasi laba yang didapat," kata Henky Suryaputra, Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna pada Kontan.co.id, Jumat (3/12).
Namun, Henky tidak merinci siapa investor baru yang masuk. Hanya yang pasti porsi saham investor baru tersebut tidak besar karena Michael Joseph Sampoerna lewat PT Sampoerna Investama tetap jadi pengendali bank ini. Baca Juga: Di tengah pandemi, Bank Sahabat Sampoerna cari cara untuk jaga profitabilitas Jika mengacu pada laporan keuangan Bank Sahabat Sampoerna per September 2021 dibanding laporan per Maret, terdapat satu tambahan investor baru yakni Sutan Agung Mulyadi dengan kepemilikan saham 2,96%. Kehadiran investor baru, yang juga merupakan pemilik Serba Mulya Group ini, membuat porsi kepemilikan saham Michael Joseph Sampoerna yang sebelumnya mencapai 78,48% turun jadi 76,16% per September. Selain itu, kepemilikan PT Cakrawala Mulia Prima yang semula 17,44% menjadi 16,92%, Abakus Pte, Ltd dari 3,11% jadi 3,02% dan Ekadharmajantob Kasih dari 0,97% menjadi 0,94%.