KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya mata uang dollar Amerika Serikat (AS) yang melemah sebagai respon rilis notulensi rapat The Fed edisi Maret membuat pasar melirik aset berisiko seperti rupiah. Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (15/4) rupiah ditutup menguat 0,4% ke level Rp 14.063 per dollar AS dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.120 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah naik 0,6% atau menjadi Rp 14.067 per dollar AS. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai dalam notulensi The Fed, terasa hawa dovish yang melekat. Mayoritas peserta rapat memperkirakan proyeksi ekonomi dan risiko ke depan kemungkinan menyebabkan suku bunga acuan tidak berubah sampai akhir tahun. Para peserta rapat juga menyadari berbagai ketidakpastian, termasuk yang menyangkut ekonomi dan pasar keuangan global.
Bank sentral AS bersikap dovish, rupiah makin berotot
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya mata uang dollar Amerika Serikat (AS) yang melemah sebagai respon rilis notulensi rapat The Fed edisi Maret membuat pasar melirik aset berisiko seperti rupiah. Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (15/4) rupiah ditutup menguat 0,4% ke level Rp 14.063 per dollar AS dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.120 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah naik 0,6% atau menjadi Rp 14.067 per dollar AS. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai dalam notulensi The Fed, terasa hawa dovish yang melekat. Mayoritas peserta rapat memperkirakan proyeksi ekonomi dan risiko ke depan kemungkinan menyebabkan suku bunga acuan tidak berubah sampai akhir tahun. Para peserta rapat juga menyadari berbagai ketidakpastian, termasuk yang menyangkut ekonomi dan pasar keuangan global.