Bank Sentral China Diprediksi Kembali Gencarkan Pembelian Emas saat Harga Turun



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA - China, sebagai pembeli emas terbesar di sektor resmi, diperkirakan akan kembali aktif memborong emas setelah harganya turun dari rekor tertinggi di bulan Mei. Hal ini didorong oleh pandangan positif terhadap emas sebagai investasi, menurut pelaku industri yang menghadiri konferensi pekan ini.

Setelah menambah cadangan emas selama 18 bulan berturut-turut, data resmi dari Bank Rakyat China (PBOC) menunjukkan kepemilikan emas mereka tidak berubah pada bulan Mei. Akibatnya, harga emas global (XAU=) anjlok tajam pada hari Jumat.

"Data China memang menunjukkan jeda pembelian," kata David Tait, CEO Dewan Emas Dunia (WGC), kepada Reuters di sela-sela Konferensi Logam Mulia Asia Pasifik di Singapura.


"(Tetapi) mereka hanya menunggu dan melihat. Jika harga terkoreksi ke level $2.200 per ons, mereka akan kembali membeli."

Baca Juga: Cadangan US$ 171 Miliar, Bank Sentral China Menyetop Pembelian Emas Setelah 18 Bulan

Emas batangan acuan diperdagangkan sekitar $2.300 per ons pada hari Senin setelah mengalami penurunan harian terbesar dalam 3,5 tahun menyusul rilis data kepemilikan emas China.

Harga emas sempat menyentuh rekor $2.449,89 per ons pada 20 Mei, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan pembelian kuat oleh bank sentral, yang dipicu oleh ketegangan geopolitik.

PBOC mengontrol jumlah emas yang masuk ke China melalui kuota untuk bank komersial.

Menurut WGC, China merupakan pembeli emas sektor resmi terbesar di tahun 2023, dengan pembelian bersih 7,23 juta ons atau 224,9 ton metrik, angka tertinggi sejak setidaknya 1977. Bank sentral China menambahkan 60.000 troy ons emas ke cadangan mereka pada bulan April.

Survei yang dilakukan oleh Forum Lembaga Keuangan dan Moneter Resmi menunjukkan bahwa bank sentral berencana untuk terus menambah kepemilikan emas mereka dalam 12-24 bulan ke depan.

Baca Juga: Yuan Tertekan, Bank Sentral China Pertahankan Bunga Acuan Pinjaman

"Bank sentral sedang membeli emas dan China adalah pembeli utama. Sentimen terhadap emas sedang bullish (optimis) karena ketegangan geopolitik dan pemilihan umum. China diperkirakan akan membeli lebih banyak emas," kata KL Yap, ketua Asosiasi Pasar Emas Batangan Singapura.

Emas secara historis dikenal sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, dan telah menjadi pilihan investasi favorit di China di tengah kekhawatiran ekonomi yang persisten dan pelemahan yuan.

"Fakta bahwa pembelian emas China minimal di bulan April, dan dilaporkan nol di bulan Mei, tidak serta merta berarti mereka tidak akan mulai melaporkannya lagi," kata analis StoneX Rhona O'Connell.

Pada bulan April, Bursa Emas Shanghai menaikkan persyaratan margin untuk beberapa kontrak berjangka emas menjadi 9% dari 8% setelah harga emas melonjak ke rekor tertinggi.

Editor: Syamsul Azhar