KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah yang diambil sejumlah bank sentral dunia mulai mengurangi kepemilikan obligasi Amerika Serikat (AS), dinilai dilakukan dalam rangka mengambil posisi untung. Akibatnya, mata uang dollar AS berpotensi menguat dan imbal hasil obligasi AS naik. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan AS, kepemilikan China terhadap obligasi AS, turun menjadi US$ 1,17 triliun di November 2017, dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 1,18 triliun. Sementara kepemilikan Jepang terhadap obligasi AS turun menjadi US$ 1,98 triliun di November 2017, terendah sejak Juni 2013. International Monetary Fund (IMF) juga melaporkan porsi dollar AS di cadangan devisa mata uang global menyusut pada kuartal ketiga tahun 2017 menjadi 63,5%. Jumlah tersebut menjadi yang terkecil sejak pertengahan 2014.
Bank sentral dunia kurangi obligasi AS, ini dampak bagi Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah yang diambil sejumlah bank sentral dunia mulai mengurangi kepemilikan obligasi Amerika Serikat (AS), dinilai dilakukan dalam rangka mengambil posisi untung. Akibatnya, mata uang dollar AS berpotensi menguat dan imbal hasil obligasi AS naik. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan AS, kepemilikan China terhadap obligasi AS, turun menjadi US$ 1,17 triliun di November 2017, dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 1,18 triliun. Sementara kepemilikan Jepang terhadap obligasi AS turun menjadi US$ 1,98 triliun di November 2017, terendah sejak Juni 2013. International Monetary Fund (IMF) juga melaporkan porsi dollar AS di cadangan devisa mata uang global menyusut pada kuartal ketiga tahun 2017 menjadi 63,5%. Jumlah tersebut menjadi yang terkecil sejak pertengahan 2014.