KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral India (RBI) membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga pertama dalam empat tahun terakhir, dengan semakin percaya diri bahwa inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang. Obligasi dan saham menunjukkan penguatan sebagai respons. Pada hari Rabu, Komite Kebijakan Moneter baru memilih dengan suara lima banding satu untuk mempertahankan suku bunga repo acuan pada 6,5%, sesuai dengan perkiraan pasar. Namun, mereka memutuskan untuk mengubah sikap kebijakan menjadi "netral", yang mengisyaratkan bahwa langkah berikutnya kemungkinan besar akan berupa penurunan suku bunga. Salah satu anggota eksternal baru, Nagesh Kumar, memilih untuk memangkas suku bunga dalam pertemuan tersebut.
Gubernur RBI, Shaktikanta Das, mengatakan bahwa biaya makanan, yang mencakup sekitar setengah dari keranjang harga konsumen, diperkirakan akan mereda dalam beberapa bulan mendatang, memperbaiki prospek inflasi.
Baca Juga: Pasar Saham China Perkasa, Pengelola Hedge Fund Cuan Namun demikian, ia menegaskan bahwa bank sentral tidak ingin kehilangan hasil kerja keras dalam mengendalikan inflasi dan para pembuat kebijakan perlu tetap waspada. “Dengan banyak usaha, kuda inflasi telah dibawa ke kandang,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi dari Mumbai. "Kita harus sangat berhati-hati saat membuka pintu, karena kudanya bisa saja kabur lagi," terangnya. Obligasi menguat paling besar sejak Februari, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun lima basis poin menjadi 6,75%. Rupee sedikit berubah, sementara saham terus menguat. Meskipun RBI yakin dapat menyelaraskan inflasi dengan target 4%, “tidak ada ruang untuk berpuas diri,” kata Das kepada wartawan dalam konferensi pers pasca kebijakan di Mumbai. Wakil Gubernurnya, Michael Patra, menambahkan bahwa fokus bank sentral adalah pada “lonjakan jangka pendek” dalam inflasi, dengan peristiwa cuaca buruk dan konflik geopolitik yang berpotensi mengganggu harga komoditas. “Mengingat risiko signifikan yang ada di depan, tidak pantas untuk membicarakan secara khusus waktu pemangkasan suku bunga,” kata Das.
Baca Juga: Pertama dalam 3,5 Tahun, China Tidak Mengimpor Emas dari Swiss pada Agustus Penghalang Tinggi
Para ekonom berpendapat bahwa data ekonomi mendatang akan menjadi penentu apakah bank sentral akan memotong suku bunga atau tidak. “Penghalang untuk pemotongan suku bunga masih tinggi, dan tergantung pada penurunan inflasi pangan,” kata Dhiraj Nim, ekonom di Australia & New Zealand Banking Corp.
“Kami memperkirakan bahwa RBI akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, kecuali terjadi lonjakan harga pangan,” tambahnya. Inflasi mulai mereda di negara-negara seperti AS dan Inggris, memungkinkan bank sentral di seluruh dunia menyesuaikan kebijakan moneter mereka dan mulai menurunkan suku bunga. Federal Reserve AS memulai pemangkasan suku bunga bulan lalu dan kemungkinan akan menurunkan suku bunga lagi pada November sebesar seperempat poin. RBI mempertahankan proyeksi pertumbuhan dan inflasi untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2025 masing-masing sebesar 7,2% dan 4,5%. Prospek pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, kata Das, dengan konsumsi dan investasi swasta tumbuh seiring. Data terbaru menunjukkan adanya moderasi dalam pertumbuhan ekonomi di negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, serta tanda-tanda penurunan pengeluaran di perkotaan.
Editor: Handoyo .