Bank Sentral Jepang ubah target inflasi



TOKYO. Jepang masih sulit lepas dari bayang-bayang deflasi. Bank Sentral Jepang alias The Bank of Japan (BOJ) pun tak yakin Jepang bisa mencapai target inflasi 2% sesuai rencana semula. Alhasil, sejumlah bank mengubah prediksi waktu kucuran stimulus Jepang.

Semula, BOJ memperkirakan, target inflasi sebesar 2% bisa dicapai di tahun fiskal 2015. Namun, BOJ merevisi targetnya Proyeksi BOJ, inflasi 2% baru bisa tercapai semester pertama 2016. Menurut BOJ, penurunan harga minyak akan sulit mengangkat inflasi ekonomi Jepang.

Dengan asumsi target inflasi tak berubah, awalnya JP Morgan Chase and Co, HSBC Holdings Plc dan Goldman Sachs Group Inc memperkirakan tambahan stimulus moneter Jepang akan dikucurkan pada Juli 2015.


Namun, lantaran pencapaian target inflasi meleset, Goldman dan HSBC kini memprediksi, stimulus akan mengucur bulan Oktober 2015. Sedangkan JP Morgan meramalkan guyuran stimulus tambahan baru diberikan oleh Pemerintah Jepang pada Januari atau April 2016.

Sinyal Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atawa The Federal Reserves menunda kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini, serta proyeksi kucuran stimulus BOJ yang molor akan membuat mata uang yen stabil terhadap dollar AS.  HSBC menebak, kurs yen akan stabil di level 120 per dollar AS dan merosot ke 125 pada akhir 2015. Namun, ini menguat dibandingkan prediksi sebelumnya yakni di level 128.

"Mundurnya jangka waktu pencapaian target indeks harga konsumen Jepang selama enam bulan tidak mengubah tantangan mendasar bahwa bank sentral menghadapi tekanan untuk menarik inflasi," tulis analis HSBC dalam sebuah catatan yang disusun ekonom HSBC Izumi Devalier seperti dikutip Bloomberg.

Dari survei Blomberg, mayoritas analis mengharapkan BOJ menambah kucuran stimulus pada akhir Oktober 2015. Pernyataan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda pada pekan lalu bahwa Jepang belum membutuhkan kebijakan pelonggaran lebih lanjut tidak berhasil meyakinkan pasar.

Setidaknya empat ekonom memprediksi tindakan pelonggaran moneter tambahan akan dilakukan pada Oktober tahun ini. Banyak ekonom berspekulasi BOJ akan melonggarkan kebijakan moneter di tahun ini melalui pembelian surat utang atau aset pemerintah.

Marcel Thieliant, ekonom Capital Economics yakin, BOJ sedang menyiapkan waktu sebelum mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter. "Kami yakin, pelonggaran moneter akan diperlukan dalam waktu tidak lama," ujar Thieliant kepada CNBC.

Tidak yakin inflasi 2%

Walaupun pencapaian target inflasi mundur, Kuroda optimistis, target tersebut tak akan meleset lagi. Penyebabnya adalah tren harga yang terus membaik. Selain itu, keuntungan perusahaan yang akan membantu mengerek inflasi.

"Mekanisme kenaikan harga konsumen secara bertahap cukup bekerja dengan pertumbuhan upah di tengah ketatnya pasar tenaga kerja," kata Kuroda.

Meski Kuroda yakin inflasi akan tercapai pada tahun depan, dua pejabat BOJ tidak yakin. Menurut mereka, target inflasi sebesar 2% baru akan tercapai paling cepat di awal tahun 2018.

Senada, Masaaki Kanno dari JP Morgan mengatakan, perbaikan ekonomi Jepang tidak cukup cepat untuk mencapai inflasi seperti target yang baru ditetapkan. Ia berujar, target inflasi sebesar 2% tidak akan tercapai sebelum paruh kedua tahun 2017 atau 2018.

Menurut data yang dirilis pada akhir pekan lalu, inflasi Jepang menunjukkan perbaikan. Angka inflasi di Maret 2015 meningkat 0,2% secara year on year (yoy). Inflasi ini bisa tercapai karena kenaikan pajak pertambahan nilai sebesar 3% pada April 2014 lalu. Pada tahun depan, BOJ mengharapkan produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh 1,5%.    

Editor: Yudho Winarto