Bank Sentral Rusia Kerek Suku Bunga 350 Basis Poin Jadi 12% dalam Pertemuan Darurat



KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. Bank Sentral Rusia memutuskan mengerek suku bunga utamanya 350 basis poin menjadi 12% pada hari Selasa (15/8). Keputusan itu diambil sebagai langkah darurat untuk menghentikan pelemahan rubel yang telah melewati 100 terhadap dolar AS.

Bank Sentral Rusia juga di bawah tekanan setelah muncul peringatan dari Kremlin untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih ketat.

Pertemuan darurat dilakukan setelah rubel anjlok melewati ambang batas 100 terhadap dolar pada hari Senin. Mata uang Rusia tersebut terseret  dampak sanksi Barat terhadap neraca perdagangan Rusia dan pengeluaran militer yang melonjak.


Baca Juga: Rubel Sentuh Titik Terendah, Kremlin Salahkan Kebijakan Moneter yang Longgar

Penasihat ekonomi Presiden Vladimir Putin, Maxim Oreshkin, pada hari Senin menegur bank sentral dan menyalahkan apa yang dia sebut kebijakan moneter lunak sehingga menyebabkan rubel yang melemah.

Beberapa jam setelah kata-kata Oreshkin, saat rubel menukik ke angka 102 terhadap dolar, bank mengumumkan pertemuan darurat, menjadikan mata uang itu penyelamat.

"Tekanan inflasi meningkat," kata bank sentral Rusia dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa. Keputusan tersebut bertujuan untuk membatasi risiko stabilitas harga.

"Penembusan depresiasi rubel ke harga mendapatkan momentum dan ekspektasi inflasi meningkat."

Bank Sentral Rusia terakhir kali melakukan kenaikan suku bunga darurat pada akhir Februari 2022 dengan kenaikan suku bunga menjadi 20% sebagai akibat langsung dari pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina. 

Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis, Pasar Menunggu Arah Suku Bunga The Fed

Bank Sentral kemudian dengan mantap menurunkan biaya pinjaman menjadi 7,5% karena tekanan inflasi yang kuat mereda pada paruh kedua tahun 2022.

Sejak pemotongan terakhirnya pada September 2022, bank sentral telah menahan suku bunga tetapi terus meningkatkan retorika hawkishnya, yang pada akhirnya naik 100 basis poin menjadi 8,5% pada pertemuan terakhir yang dijadwalkan di bulan Juli.

Keputusan tarif berikutnya jatuh tempo pada 15 September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli