Bank Sentral Singapura Mempertahankan Tingkat Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank sentral Singapura tidak mengubah kebijakan moneternya untuk kelima kalinya berturut-turut. Kebijakan ini seperti yang diharapkan para ekonom karena pertumbuhan ekonomi meningkat dan menjelang moderasi inflasi akhir tahun yang diharapkan. 

Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperkirakan ekonomi selama sisa tahun 2024 akan menguat dengan pertumbuhan mendekati tingkat 2% – 3%.

"Kecuali jika ada guncangan baru pada biaya, inflasi inti akan turun lebih jelas pada kuartal IV dan turun lebih jauh ke sekitar 2% pada tahun 2025," kata MAS.


Bank tersebut mengatakan akan mempertahankan tingkat apresiasi yang berlaku pada pita kebijakan berbasis nilai tukar yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal, atau S$NEER.

Baca Juga: Dibayangi Fluktuasi Harga & Kebijakan Impor India, Begini Prospek Saham Emiten Emas

MAS mengatakan pengaturan kebijakan saat ini tetap sesuai dan akan mempertahankan efek pengekangan pada inflasi impor serta tekanan biaya domestik memastikan stabilitas harga jangka menengah. Bank tersebut menyesuaikan perkiraan inflasi ke bawah menjadi rata-rata 2%–3% tahun ini dari 2,5%–3,5%. Tetapi MAS mempertahankan perkiraan inflasi inti pada 2,5–3,5%.

"MAS mempertahankan prospek risiko inflasi dua sisi pada titik ini sambil menunggu prospek 2025 turun ke level yang lebih jinak sekitar 2%," kata ekonom OCBC, Selena Ling dikutip Reuters

Menurut Ling, ini memberikan fleksibilitas maksimum untuk pertemuan kebijakan mendatang sambil menunggu konfirmasi atau keyakinan CPI inti akan turun lebih jelas pada kuartal keempat.

Ekonom Maybank Chua Hak Bin mengatakan tidak berpikir inflasi utama lebih rendah. Ini berarti MAS bersiap untuk pelonggaran dalam jadwal kebijakan berikutnya pada bulan Oktober. "Dengan pertumbuhan kembali ke potensi dan inflasi inti agak kaku, MAS kemungkinan mempertahankan laju apresiasi saat ini untuk sisa tahun ini," kata Chua.

Dari 10 analis yang disurvei oleh Reuters menjelang peninjauan, sembilan orang memperkirakan MAS akan mempertahankan pengaturan kebijakan tetap stabil. Produk domestik bruto (PDB) naik 2,9% secara tahunan pada kuartal kedua tahun 2024. Inflasi inti tahunan turun menjadi 2,9% pada bulan Juni, terendah sejak Maret 2022.

Baca Juga: Menko Perekonomian Optimistis Coretax System Bisa Mengerek Tax Ratio

Pertumbuhan ekonomi dalam setahun penuh pada tahun 2023 sebesar 1,1%, turun dari 3,8% pada tahun 2022. Sebagai ekonomi terbuka yang bergantung pada perdagangan, Singapura menggunakan metode unik dalam mengelola kebijakan moneter, dengan menyesuaikan nilai tukar dolar terhadap sekeranjang mata uang, bukan suku bunga domestik seperti kebanyakan negara lain.

Editor: Avanty Nurdiana