Bank sentral Singapura melonggarkan kebijakan menghadapi resesi yang dalam



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank sentral Singapura melonggarkan kebijakan moneter besar-besaran pada Senin (30/3). Negara-kota ini bersiap menghadapi resesi akibat pandemi virus corona.

Monetary Authority of Singapore (MAS) akan mengadopsi kebijakan tingkat apresiasi 0% per tahun mulai dari tingkat S$NEER yang berlaku yang saat ini. MAS mengelola kebijakan moneter lewat nilai tukar dan bukan suku bunga. Otoritas moneter ini mengatakan tidak akan ada perubahan rentang pergerakan nilai tukar.

Ekonom mengatakan bahwa perubahan ini menandai pelonggaran paling agresif dalam beberapa tahun. Bank sentral pun menurunkan outlook inflasi dan inflasi inti menjadi -1% hingga 0% untuk tahun 2020.


Baca Juga: Di Singapura, langgar social distancing kena denda Rp 112 juta atau 6 bulan penjara

"Ini menjadi langkah kebijakan paling agresif yang pernah diambil MAS," kata Lee Ju Ye, ekonom Maybank Kim Eng Securities kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa MAS sekarang intinya memperkirakan pertumbuhan negatif dan inflasi negatif alias turun.

Sembilan ekonom yang disurvei Reuters bulan ini seluruhnya memperkirakan MAS akan melonggarkan kebijakan di tengah upaya otoritas global lainnya untuk membatasi kerusakan ekonomi akibat virus corona.

Singapura merupakan salah satu negara dengan ekonomi paling terbuka, yakni porsi perdagangan internasional atau impor dan ekspor berkontribusi besar terhadap ekonomi. Sebagai negara dengan ekonomi paling terbuka, Singapura bisa menjadi cerminan kesehatan perdagangan global.

Baca Juga: Warning WHO ke dunia: Jangan obati pasien corona dengan obat yang belum teruji

Singapura bersiap menghadapi resesi terburuk dalam 55 tahun. Pekan lalu, pemerintah Singapura menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran -4% hingga -1% setelah kontraksi atau penurunan tajam di kuartal pertama.

Editor: Wahyu T.Rahmawati