KONTAN.CO.ID - ZURICH. Swiss National Bank (SNB) mencatatkan rekor laba tahunan sebesar 80,7 miliar franc Swiss (US$ 89,50 miliar) pada tahun 2024. Kinerja ini didorong oleh lonjakan pasar saham global, kenaikan harga emas, serta penguatan dolar AS.

Keuntungan ini jauh melampaui rekor sebelumnya sebesar 54 miliar franc Swiss yang dicapai pada 2017, sekaligus menunjukkan pemulihan signifikan dari kerugian 3,2 miliar franc pada tahun 2023. Capaian tersebut juga sedikit lebih baik dibandingkan dengan proyeksi awal SNB pada Januari 2024 yang memperkirakan laba sekitar 80 miliar franc Swiss.

Sumber Keuntungan SNB di 2024

SNB meraih keuntungan sebesar 67,3 miliar franc dari portofolio obligasi dan saham dalam mata uang asing. Selain itu, terdapat keuntungan valuasi sebesar 21,2 miliar franc dari kepemilikan emas bank sentral.

Kinerja Keuangan Konsolidasian TUGU INSURANCE Semester I-2025 Tetap Solid

Baca Juga: Aktor Adrien Brody Dikritik Usai Menang Oscar karena Aksi Kontroversial di Panggung

Dengan kinerja positif ini, SNB untuk pertama kalinya sejak 2021 dapat mendistribusikan pembayaran kepada pemerintah pusat dan daerah Swiss, serta membayar dividen kepada pemegang sahamnya.

Laba bersih bank setelah memperhitungkan cadangan distribusi negatif sebesar 53,2 miliar franc mencapai 15,9 miliar franc. Hal ini memungkinkan pembayaran dividen sebesar 15 franc per lembar saham serta distribusi keuntungan kepada pemerintah pusat dan kanton Swiss senilai 3 miliar franc. Dari jumlah tersebut, sepertiga akan diberikan kepada pemerintah pusat dan dua pertiga kepada kanton.

Tantangan dan Prospek SNB di 2025

Meskipun SNB berhasil mencetak rekor laba, prospek untuk tahun 2025 masih belum pasti. Menurut ekonom UBS, Alessandro Bee, kinerja SNB tahun ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintahan baru di Amerika Serikat.

Baca Juga: Elon Musk Umumkan Kelahiran Anak ke-14, Namanya Seldon Lycurgus

"Dalam skenario yang menguntungkan, pasar saham masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut yang akan menguntungkan SNB," ujarnya.

"Namun, jika terjadi perang dagang yang berdampak pada penurunan harga saham, inflasi yang lebih tinggi, serta suku bunga yang lebih ketat, hasil keuangan SNB dapat terdampak negatif," tambahnya.

Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, kebijakan SNB dalam mengelola portofolionya akan menjadi faktor kunci dalam menentukan kinerja keuangan di tahun-tahun mendatang.