Bank sentral Thailand proyeksi ekonomi Thailand kontraksi 7,8% di tahun 2020



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Bank of Thailand mengatakan, ekonomi Thailand menghadapi guncangan parah akibat pandemi virus corona dan pemulihan yang diperkirakan membutuhkan waktu setidaknya dua tahun untuk kembali ke tingkat pra-pandemi.

Dalam pidatonya, Gubernur BOT Sethaput Suthiwartnarueput bilang, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut akan kontraksi 7,8% pada tahun ini. Hal ini terjadi karena ekonomi Thailand sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata, yang merupakan dua sektor paling terpukul oleh pandemi virus corona.

Selain itu, Sethaput juga menegaskan bahwa masalah ekonomi dapat diselesaikan tetapi akan memakan waktu karena "tidak ada peluru ajaib" yang dapat mengerek ekonomi secara instan. 


Baca Juga: BOT: Butuh 2 tahun ekonomi Thailand pulih dari pandemi corona

"Guncangannya sangat parah, terutama pada pariwisata," kata dia. Setidaknya, sektor pariwisata kehilangan 1,6 triliun baht setara US$ 51 miliar, atau 10% dari PDB, dari tingkat kedatangan wisatawan asing yang anjlok di 2020. Setidaknya, hanya ada 6,7 juta wisatawan asing di tahun ini, sedangkan di 2019 lalu hampir 40 juta.

Tetapi, Sethaput juga menggarisbawahi bahwa Thailand memiliki posisi eksternal yang kuat untuk menahan guncangan apapun. 

Perekonomian, yang mengalami kontraksi terburuk dalam 22 tahun di kuartal yang berakhir Juni 2020, diperkirakan akan mencatat beberapa pertumbuhan pada kuartal kedua tahun depan, katanya.

Sethaput menambahkan, BOT akan memastikan bahwa kebijakan moneter dan likuiditas tidak akan menghambat pemulihan.

"Suku bunga kami adalah yang terendah di kawasan ini dan rekor terendah dengan ruang terbatas, sehingga tindakan lain, termasuk yang fiskal, harus memainkan peran utama," jelas dia. 

BOT telah memangkas suku bunga tiga kali tahun ini ke level terendah sepanjang masa dan berada di level 0,50% untuk mendukung perekonomian. Bank sentral selanjutnya akan meninjau kebijakan pada 18 November, ketika analis mengharapkan tidak ada perubahan.

BOT akan mempertimbangkan lebih banyak tindakan yang sesuai tetapi tidak terburu-buru untuk memperkenalkannya dan tidak akan mengesampingkan kebijakan yang tidak konvensional, kata Sethaput.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, pertumbuhan ekonomi Vietnam diprediksi hanya 2% tahun ini

"Semua opsi yang masuk akal ada di meja," katanya.

BOT akan mendorong arus keluar modal untuk membantu meringankan kekuatan baht, kata Sethaput.

BOT juga akan terus memantau protes jalanan yang berkembang yang dapat memengaruhi kepercayaan, konsumsi, dan pariwisata, pungkas Sethaput.

Selanjutnya: WHO: 184 negara sudah bergabung dengan COVAX untuk dapat akses setara vaksin corona

Editor: Anna Suci Perwitasari