KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank sudah menyiapkan amunisi untuk mendorong ekspansi bisnis di tahun ini. Antara lain dengan menerbitkan obligasi untuk memperkuat pendanaan. Salah satunya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) yang berencana menerbitkan obligasi mencapai Rp 600 miliar. Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto mengungkapkan, pendanaan tersebut terutama akan digunakan untuk memperkuat sisi permodalan perseroan alias
capital adequacy ratio (CAR). Pasalnya, perseroan mengincar posisi CAR pada akhir tahun ini mencapai 19,36%. Saat ini, posisi CAR Bank Sumut masih berada di level 15,49%.
"Iya kami mau menerbitkan obligasi tahun ini," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/6). Rencananya, penerbitan surat utang akan dilakukan menjelang akhir kuartal II 2018. Sebelumnya, Edie mengatakan selain pendanaan non konvensional, pihaknya juga akan mendapatkan penambahan modal dari pemegang saham sebanyak Rp 180 miliar dalam hal ini dari Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Bank Sumut bukan menjadi satu-satunya BPD yang bakal menambah modal tahun ini. Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) juga berniat menerbitkan Obligasi Berkelanjutan tahap II pada kuartal II 2018 ini sebesar Rp 2 triliun. Ini bukan surat utang pertama yang diterbitkan BJB. Sebelumnya perseroan telah mendistribusikan surat utang jangka pendek bertipe negotiable certificate of deposit (NCD) III tahun 2018 senilai Rp 350 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja perseroan dalam usaha penyaluran kredit. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga berencana menerbitkan global bond sebesar US$ 500 juta pada tahun ini. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyebut, global bond tersebut dikeluarkan untuk mengganti surat utang yang jatuh tempo pada lima tahun lalu. Selain global bond berdenominasi dollar AS, BRI juga berencana menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp 500 miliar sesuai rencana
recovery plan. Nantinya obligasi ini akan diterbitkan pada semester II-2018. Berbeda dengan ketiga bank tersebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) baru akan menerbitkan surat utang apabila dibutuhkan. Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko menyebut, pihaknya masih memiliki emisi obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebanyak Rp 5 triliun.
Asal tahu saja, dalam PUB tersebut BTN memiliki jatah sebesar Rp 10 triliun yang dapat diterbitkan untuk memperkuat modal. Iman menjelaskan, dari PUB yang diajukan pada tahun 2017, pihaknya telah menerbitkan sebanyak Rp 5 triliun pada tahun lalu. Artinya, bank bersandi emiten BBTN ini masih memiliki amunisi sebanyak Rp 5 triliun yang dapat dipakai untuk memperkuat modal. "Tahun lalu kami sudah terbitin Rp 5 triliun. Masih ada sisa Rp 5 triliun lagi. Kalau awal tahun depan diperlukan kami bisa keluarkan," katanya di Jakarta, pekan lalu. Sampai saat ini, likuiditas bank spesialis pembiayaan perumahan ini masih terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspansi pada tahun ini. "Sejauh ini kami belum ada rencana (penerbitan oblgiasi)," ucap Iman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini