Bank siapkan budget khusus kembangkan fintech



JAKARTA. Beberapa bank tercatat berlomba untuk mengembangkan produk teknologi finansial (fintech). Hal ini agar bank bisa bersaing dengan beberapa produk fintech yang dikeluarkan oleh perusahaan rintisan (startup). Tahun ini, beberapa bank menganggarkan budget yang cukup besar untuk mengembangkan produk fintech ini.

Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk yang menganggarkan belanja modal untuk pengembangan produk teknologi finansial (fintech) pada 2016 sebesar Rp 230 miliar. Nilai ini kurang lebih sama dengan anggaran BNI pada tahun 2015 lalu.

Namun tercatat, walaupun jumlah belanja modal BNI untuk fintech tahun ini relatif sama dengan tahun lalu, bank berkode BBNI di bursa efek ini mengaku akan lebih selektif dalam mengembangkan teknologi finansial agar sesuai dengan kebutuhan bank kedepan agar lebih efisien.


Direktur Perencanaan dan Operasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bob T. Ananta mengatakan bank berlogo 46 ini saat ini sedang mengembangkan produk fintech yang memungkinkan pengajuan kredit secara digital. Nantinya BNI bekerjasama dengan perusahaan rintisan (startup) akan mengembangkan mekanisme skoring kredit secara otomatis berdasarkan data tertentu.

“Jadi nanti fintech mengenai kredit skoring ini akan dilucurkan pada semester 2 2016, nantinya orang bisa memproses kredit dengan bantuan aplikasi dan memanfaatkan jaringan internet,” ujar Bob kepada KONTAN, Selasa, (7/6).

Nantinya diharapkan dengan pengembangan fintech skoring kredit ini BNI bisa mendapat keuntungan yaitu bisa mengumpulkan nasabah lebih banyak. Secara umum Bob mengatakan BNI sebenernya sudah mempunyai beberapa produ fintech. Beberapa diantaranya adalah fintech pembayaran dengan bekerjasama dengan gopay Gojek.

Selain itu BNI juga sudah mengembangan fintech terkait dengan pengembangan finansial inklusion yaitu dalam program laku pandai. Untuk operasional bank, BNI juga sudah mengembangkan fintech terkait digital brand.

Secara umum menurut Bob, anggaran belanja BNI untuk proses otomatisasi perbankan tahun 2016 adalah sebesar Rp 1,6 triliun. Anggaran belanja modal yang besar ini utamanya untuk mengantisipasi adanya crowd funding yang gencar dilakukan oleh beberapa investor untuk mendukung startup berkaitan dengan sektor perbankan seperti uang teman dan lain lain. Diharapkan dengan pengembangan fintech bank akan menjadi lebih efisien.

Tidak kalah PT Bank Mandiri Tbk juga menggarkan dana yang cukup besar untuk pengembangan produk fintech pada 2016 ini. Tercatat Bank Mandiri melalui anak usahanya yaitu Mandiri Capital telah menganggarkan dana total sebesar Rp 500 miliar. Dana sebesar itu menurut Direktur Keuangan Mandiri Capital Indonesia (MCI) Hira Laksamana digunakan untuk membentuk Mandiri Capital. “Modal awal Mandiri Capital Indonesia ini baru sebesar Rp 350 miliar nantinya diperkirakan akan menjadi Rp 500 miliar,” ujar Hira kepada KONTAN, Rabu, (7/6).

Nantinya menurut Hira, dana pengembangan Mandiri Capital akan digunakan untuk mengembangkan beberapa produk fintech diantaranya adalah bidang pembayaran, pembayaran mobile dan solusi UKM. Dalam waktu dekat menurut Hira, Mandiri Capital akan mengeluarkan produk pembayaran mobile. Diharapkan dengan keluarnya produk tersebut bisa meningkatkan sinergi antara produk fintech dengan produk perbankan.

PT Bank OCBC NISP Tbk juga tidak mau kalah. Bank berkode NISP ini telah menganggarkan dana untuk digital banking dan ebanking pada 2016 sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. “Ini diluar biaya di bidang pengembangan internal,” ujar CEO OCBC NISP, Parwati Surjaudaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia