JAKARTA. Ketatnya kondisi likuiditas perbankan diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan. Apalagi, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan dana pihak ketiga (DPK) tahun 2015 hanya akan tumbuh 14%–16%. Alhasil, perbankan harus memutar otak untuk memperoleh sumber-sumber pendanaan baru. Yang menarik, sejumlah bank tengah menjajaki beberapa instrumen pendanaan dari pasar modal. Salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Selain berniat merilis obligasi, BTN berencana mengajukan pinjaman jangka panjang kepada kreditur luar negeri. Meski begitu, Direktur Utama BTN Maryono menerangkan, pihaknya akan melihat kondisi kupon di pasar sebelum merilis obligasi. "Karena bunga di pasar mahal, kami akan memindahkan rencana penerbitan obligasi tahun ini menjadi tahun depan. Tahun depan pun, kami akan lihat dulu kondisi pasar," katanya, pekan lalu. Jika kondisi pasar mendukung, lanjut Maryono, BTN bakal merilis obligasi sekitar Rp 1 triliun–Rp 2 triliun.
Bank sibuk cari dana dari pasar modal
JAKARTA. Ketatnya kondisi likuiditas perbankan diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan. Apalagi, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan dana pihak ketiga (DPK) tahun 2015 hanya akan tumbuh 14%–16%. Alhasil, perbankan harus memutar otak untuk memperoleh sumber-sumber pendanaan baru. Yang menarik, sejumlah bank tengah menjajaki beberapa instrumen pendanaan dari pasar modal. Salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Selain berniat merilis obligasi, BTN berencana mengajukan pinjaman jangka panjang kepada kreditur luar negeri. Meski begitu, Direktur Utama BTN Maryono menerangkan, pihaknya akan melihat kondisi kupon di pasar sebelum merilis obligasi. "Karena bunga di pasar mahal, kami akan memindahkan rencana penerbitan obligasi tahun ini menjadi tahun depan. Tahun depan pun, kami akan lihat dulu kondisi pasar," katanya, pekan lalu. Jika kondisi pasar mendukung, lanjut Maryono, BTN bakal merilis obligasi sekitar Rp 1 triliun–Rp 2 triliun.