JAKARTA. PT Bank Sinarmas Tbk mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit mencapai Rp 12,86 triliun per September 2014. Angka ini tumbuh sebesar 16,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang sebesar Rp 11,03 triliun. Direktur Utama Bank Sinarmas, Freenyan Liwang merinci, sebesar 6% dari total keseluruhan kredit yang disalurkan oleh bank dengan kode saham BSIM adalah untuk pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sedangkan sebesar 94% disalurkan untuk pembiayaan modal kerja, investasi, channeling dan juga factoring. Freenyan menyebutkan, pertumbuhan kredit perseroan disertai oleh kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross per September 2014 berada di level 2,04%. Angka ini mengalami perbaikan dibanding periode yang sama tahun 2013 yang diposisi 3,05%. NPL net perseroan pun mengalami perbaikan menjadi 1,55% di triwulan III-2013 dari sebelumnya 2,36% pada kuartal III-2013. "Sampai akhir tahun, kami akan terus menjaga NPL di bawah 2%. Kami tingkatkan kolektibilitas dengan lebih maksimal," kata Freenyan di Jakarta, Kamis (4/12). Penyaluran kredit yang disalurkan membuat rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit (LDR) perseroan pada September 2014 berada diposisi 76,94% atau membaik dibandingkan September 2013 yang di level 77,41%. "Sampai akhir tahun, kami akan menjaga CAR kami dikisaran 75%-78%. Tidak lebih dari itu," ucap Freenyan. Sementara itu, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BSIM berada pada level 19,58% dibandingkan triwulan III-2013 yang di level 22,74%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Sinarmas salurkan kredit Rp 12,86 triliun
JAKARTA. PT Bank Sinarmas Tbk mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit mencapai Rp 12,86 triliun per September 2014. Angka ini tumbuh sebesar 16,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang sebesar Rp 11,03 triliun. Direktur Utama Bank Sinarmas, Freenyan Liwang merinci, sebesar 6% dari total keseluruhan kredit yang disalurkan oleh bank dengan kode saham BSIM adalah untuk pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sedangkan sebesar 94% disalurkan untuk pembiayaan modal kerja, investasi, channeling dan juga factoring. Freenyan menyebutkan, pertumbuhan kredit perseroan disertai oleh kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross per September 2014 berada di level 2,04%. Angka ini mengalami perbaikan dibanding periode yang sama tahun 2013 yang diposisi 3,05%. NPL net perseroan pun mengalami perbaikan menjadi 1,55% di triwulan III-2013 dari sebelumnya 2,36% pada kuartal III-2013. "Sampai akhir tahun, kami akan terus menjaga NPL di bawah 2%. Kami tingkatkan kolektibilitas dengan lebih maksimal," kata Freenyan di Jakarta, Kamis (4/12). Penyaluran kredit yang disalurkan membuat rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit (LDR) perseroan pada September 2014 berada diposisi 76,94% atau membaik dibandingkan September 2013 yang di level 77,41%. "Sampai akhir tahun, kami akan menjaga CAR kami dikisaran 75%-78%. Tidak lebih dari itu," ucap Freenyan. Sementara itu, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BSIM berada pada level 19,58% dibandingkan triwulan III-2013 yang di level 22,74%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News