KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, atau Bank Sulselbar, mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 42,4% pada semester pertama tahun 2021. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020, menjadi sebesar Rp 373,21 miliar dari sebelumnya Rp 262,02 miliar. Pertumbuhan tersebut salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit, yang pada semester I 2021 Bank Sulselbar tercatat menyalurkan kredit senilai Rp 19,33 triliun atau tumbuh 7%
year to date (ytd). Direktur Utama Bank Sulselbar, Amri Mauraga menguraikan, Bank Sulselbar memiliki
captive market yang sangat besar di segmen kredit konsumtif dan merupakan penopang utama dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. “Di mana dengan meningkatnya kredit konsumtif, maka secara tidak langsung akan menggerakkan perekonomian khususnya di sektor riil,” tambahnya.
Baca Juga: Sempurnakan ketentuan pasar uang, berikut penjelasan Bank Indonesia (BI) “Proyeksi pertumbuhan target hingga akhir 2021 diprediksi akan mengalami tren peningkatan yang positif dibandingkan tahun lalu. Tahun 2020 Bank Sulselbar mengalami pertumbuhan sebesar 6% yoy, sedangkan untuk tahun 2021 diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 8-9% yoy dari tahun 2020,” ujar Amri kepada KONTAN, Selasa (10/8). Target pertumbuhan kredit terbesar diproyeksikan akan berada di segmen kredit produktif (Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja), dengan proyeksi pertumbuhan kredit produktif sebesar 17,5% dari tahun 2020. Sedangkan untuk kredit konsumtif ditargetkan tumbuh sebesar 5,5%. Amri bilang, sehingga secara total portofolio kredit ditargetkan tetap mengalami tren positif pertumbuhan di angka 8-9%. Strategi yang dilakukan Bank Sulselbar untuk mendongkrak penyaluran kredit adalah dengan melakukan penurunan suku bunga kredit, baik untuk kredit produktif maupun kredit konsumtif. Bank Sulselbar juga meningkatkan penyaluran kredit ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM), dengan menjalin kerjasama dan pola kemitraan dengan beberapa pihak. “Bank Sulselbar telah memiliki sentra UMKM yang salah satu fungsi dan tujuannya adalah turut berperan serta dalam peningkatan
capacity building dari para pelaku UMKM, sehingga dapat meningkatkan baik dari segi kualitas maupun dari sisi produktivitasnya agar dapat meningkatkan daya saing UMKM. Bank Sulselbar akan membentuk lima kantor cabang khusus untuk UMKM,” jelas Amri.
Baca Juga: Pendapatan non bunga perbankan melesat, ini penopangnya Amri juga menjelaskan bahwa Bank Sulselbar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) telah melakukan klasterisasi sampai tingkat kabupaten/kota, untuk memudahkan perbankan dalam hal pemenuhan kebutuhan permodalan bagi para pelaku UMKM. Bank Sulselbar juga bekerjasama dengan
fintech untuk percepatan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. “Bank Sulselbar mengembangkan aplikasi digital lending untuk memudahkan akses para calon nasabah untuk mendapatkan fasilitas kredit yang dimiliki oleh Bank Sulselbar. Selain itu, juga menyalurkan bantuan permodalan yang bersumber dari dana CSR, pemberian bantuan permodalan ini ditujukan untuk mengedukasi para pelaku UMKM, khususnya dalam rangka memutus mata rantai rentenir dan untuk tahap awal ini akan diprioritaskan ke sektor unggulan daerah,” tutupnya. Sekadar informasi, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menyatakan, laba bank pembangunan daerah (BPD) tercatat di angka Rp 5,48 triliun per Mei 2021 yang mengindikasikan pertumbuhan sebesar 12,08% secara
year on year (yoy). Sementara itu, di periode yang sama laba bank umum justru turun 1,87% yoy. Laba bank persero tercatat naik 3,31% yoy, bank swasta nasional tumbuh 4,07% yoy, dan bank asing turun 66,34% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi