JAKARTA Bank Sulteng menargetkan penyaluran kredit tahun ini mencapai Rp 2,40 triliun atau tumbuh 73,37% dibanding akhir tahun lalu. Sebab volume penyaluran kredit Bank Sulteng selama ini masih sangat kecil yang membuat ruang melakukan ekspansi kredit masih sangat besar. Menurut Rahmat Abdul Haris, Direktur Utama Bank Sulteng, dengan volume kredit yang masih sangat kecil, potensi kredit yang belum tergarap di Sulawesi Tengah masih sangat besar. “Terutama potensi kredit produktif yang masih sangat bisa untuk kami genjot. Sehingga tahun ini kami targetkan kredit bisa mencapai Rp 2,40 triliun,” kata Rahmat di Jakarta, Rabu (24/9). Rahmat mengakui, seperti halnya banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD), kredit multiguna bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih mendominasi sekitar 70% dari portofolio pembiayaan. Namun ke depan, BPD asal Sulawesi Tengah ini pelan-pelan akan meningkatkan penyaluran kredit produktif. Caranya dengan mempersiapkan tenaga sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk menganalisis risiko. “Baik melalui pelatihan kita sendiri serta mencari tambahan SDM dari bank lain,” ujar Rahmat.
Bank Sulteng targetkan pertumbuhan kredit 73%
JAKARTA Bank Sulteng menargetkan penyaluran kredit tahun ini mencapai Rp 2,40 triliun atau tumbuh 73,37% dibanding akhir tahun lalu. Sebab volume penyaluran kredit Bank Sulteng selama ini masih sangat kecil yang membuat ruang melakukan ekspansi kredit masih sangat besar. Menurut Rahmat Abdul Haris, Direktur Utama Bank Sulteng, dengan volume kredit yang masih sangat kecil, potensi kredit yang belum tergarap di Sulawesi Tengah masih sangat besar. “Terutama potensi kredit produktif yang masih sangat bisa untuk kami genjot. Sehingga tahun ini kami targetkan kredit bisa mencapai Rp 2,40 triliun,” kata Rahmat di Jakarta, Rabu (24/9). Rahmat mengakui, seperti halnya banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD), kredit multiguna bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih mendominasi sekitar 70% dari portofolio pembiayaan. Namun ke depan, BPD asal Sulawesi Tengah ini pelan-pelan akan meningkatkan penyaluran kredit produktif. Caranya dengan mempersiapkan tenaga sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk menganalisis risiko. “Baik melalui pelatihan kita sendiri serta mencari tambahan SDM dari bank lain,” ujar Rahmat.