Bank Sulut merilis obligasi Rp 750 miliar



JAKARTA. Satu lagi peluang investasi di Indonesia. Kali ini, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) mencatatkan obligasi V senilai Rp 750 miliar.

Surat utang ini membagikan kupon 11,9% per tahun. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan dengan pembayaran bunga pertama pada 8 Januari 2015.

Adapun tenor obligasi selama lima tahun dan akan jatuh temp 8 Oktober 2015. Obligasi ini menggenggam peringkat A dari PT Fitch Ratings Indonesia. Bertindak sebagai wali amanat emisi ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk.


Obligasi ini dijamin dengan jaminan khusus berupa tagihan kredit yang diberikan perseroan kepada nasabah dengan kategori lancar sesai peraturan Bank Indonesia. Jaminan yang diberikan tersebut sekurang-kurangnya 125% dari jumlah pokok obligasi dan perseroan berkewajiban mempertahankan obyek jaminanĀ  tersebut selama jangka waktu obligasi. Apabila nilai obyek jaminan kurang dari 125% dari nilai pokok obligasi yang masih terhutang, maka perseroang wajib menyetor uang tunai.

Dengan penerbitan obligasi ini, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2014 adalah 32 emisi dari 31 emiten senilai Rp 29,59 triliun. Sedangkan total emisi obligasi dan sukuk outstanding berjumlah 260 emisi dengan nilai sebesar Rp 220,2 triliun dan US$100 juta yang diterbitkan oleh 109 emiten.

Fixed Income Analyst BNI Securities I Made Adi Saptra mengatakan prospek obligasi Bank Sulut cukup menarik. Dengan kupon yang ditawarkan sebesar 11,9%, obligasi tersebut memberikan premium kepada investor sebesar 3,69% dibandingkan dengan surat utang negara (SUN) bertenor sama. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat obligasi negara seri FR0069 bertenor lima tahun pada Kamis (9/10) diperdagangkan dengan yield 8,15%.

"Hanya saja faktor likuiditas di pasar sekunder akan mendorong investor untuk memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo," kata Made Jakarta, Kamis (9/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie