Bank swasta besar sudah turunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) ke single digit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah beberapa kali menyentil perbankan yang belum menurunkan tingkat bunga kredit, khususnya tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) kendati bank sentral telah memangkas bunga acuan. Hal itu pun membuat bank pelat merah secara kompak untuk menurunkan SBDK per akhir Februari 2021. 

Salah satunya, PT Bank Mandiri Tbk yang telah menurunkan SBDK cukup jumbo di seluruh segmen. 

Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengungkapkan bahwa dengan penurunan bunga ini perseroan yakin dan berekspektasi kredit baru akan mulai naik.


"Penurunan SBDK menjadi lebih menarik, karena mendorong gairah debitur untuk mendapatkan kredit yang lebih murah," katanya, Senin (15/3). 

Bukan hanya bank plat merah saja, bank swasta besar pun juga melakukan langkah serupa. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang per 15 Maret 2021 telah memangkas tingkat SBDK hingga ke single digit. Antara lain kredit korporasi 8%, kredit ritel 8,25%, kredit konsumsi KPR 7,25% dan kredit konsumsi non KPR 8,36%. 

Direktur Keuangan Bank BCA Vera Eve Lim menjelaskan, penurunan tersebut diberikan kepada nasabah sejalan dengan pergerakan tingkat bunga acuan. Sekaligus mempertimbangkan kondisi ekonomi bisnis di Tanah Air yang berangsur pulih. 

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) harap permintaan kredit meningkat pasca turunkan bunga kredit

"BCA juga berkomitmen turut serta mendukung stabilitas sistem keuangan dengan menetapkan kebijakan, termasuk suku bunga yang sesuai dengan kondisi pasar, arah suku bunga acuan, dan mencermati situasi ekonomi terkini dalam menentukan suku bunga yang kompetitif," kata Vera, Selasa (16/3). 

Lebih lanjut dia menjelaskan tingkat bunga tersebut telah turun cukup banyak bila dibandingkan dengan posisi 18 Januari 2021. Khususnya untuk kredit ritel telah turun 25 bps dan kredit konsumsi turun 125 bps. 

Senada, Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk Herwidayatmo mengatakan, bahwa dalam kondisi seperti sekarang, bank mau tidak mau harus mengikuti perkembangan pasar. "Tidak ada pilihan lain bagi bank, selain mengikuti pasar," ujarnya. 

Bank bersandi bursa PNBN ini juga mengatakan, bisa diperkirakan tren bunga kredit akan berangsur turun. Walhasil, pihaknya hanya bisa terus meningkatkan efisiensi guna menutup tekanan dari penurunan pendapatan bunga. 

Sebagai informasi saja, per 26 Februari 2021 tingkat SBDK Bank Panin secara rata-rata sudah di level satu digit. Antara lain SBDK korporasi 9%, kredit ritel 8,5%, kredit mikro 14,9%, konsumsi KPR 8,25% dan non KPR sebesar 9,09%. Posisi itu turun cukup signifikan dari posisi Januari 2021 yakni 10,05% untuk kredit korproasi, kredit ritel 9,15%, kredit mikro 15,9% dan konsumsi KPR 9%.

Selanjutnya: Bank BUMN Kompak Turunkan SDBK, Kini Suku Bunga KPR Semakin Terjangkau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi