Bank swasta optimistis KPR bisa tumbuh dua digit di paruh kedua



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Pemilihan Umum (Pemilu) rampung dan kondisi ekonomi kembali terangkat, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) bank swasta diproyeksi bakal meningkat.

Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang menyebutkan hingga akhir Semester I 2019 lalu setidaknya pertumbuhan KPR berhasil menembus 14% secara year on year (yoy).

Pertumbuhan tersebut sudah melampaui kenaikan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9% yoy menurut presentasi perseroan. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan pihaknya optimis pertumbuhan tersebut bisa dijaga hingga akhir tahun 2019. Sebab, jika dibandingkan dengan pencapaian di awal tahun 2019, bisnis KPR menurut Lani termasuk yang paling stabil.


Dalam upaya mendongkrak KPR, pihaknya mengatakan strategi yang dilakukan sejauh ini sudah cukup baik. Salah satunya dengan bekerjasama dengan pengembang properti yang memiliki portofolio sehat di primary market.

"Serta mengkombinasi dengan secondary market lewat cross selling nasabah CIMB Niaga," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7). Tentunya, hal ini dibarengi dengan harga yang kompetitif dan proses pengajuan kredit yang cepat.

Adapun, rata-rata ticket size KPR CIMB Niaga ada di kisaran Rp 700 juta. Terbaru, CIMB Niaga memberikan promo bunga sebesar 5,73% serta uang muka (down payment/DP) mulai dari 5% dengan masa penawaran hingga 31 Agustus 2019.

Sekadar informasi, berdasarkan informasi suku bunga dasar kredit (SBDK) per Juni 2019 tingkat bunga KPR CIMB Niaga berada di level 9,9%.

Senada, PT Bank OCBC NISP Tbk juga optimis di paruh kedua tahun ini KPR bisa tumbuh dua digit. Veronica Susanti, Customer Solution Retail Loan Division Head OCBC NISP mengatakan pihaknya tengah mendorong pengembangan KPR melalui inovasi produk digital bertajuk easy start. Sayang, pihaknya belum dapat merinci secara detail realisasi KPR sejauh ini.

Menurutnya, salah satu segmen yang tengah dibidik antara lain segmen karyawan dan merupakan pembeli rumah pertama. Ia menjelaskan, saat ini rata-rata ticket size berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 2,5 miliar.

"Dengan target usia 21-41 tahun. Tenor kami bisa 25 tahun dan bisa beli rumah primary di developer atau secondary di daerah perumahan," katanya.

Adapun, KPR easy start OCBC NISP menawarkan bunga tetap selama tiga tahun sebesar 7,5% dengan syarat karyawan tetap minimal 2 tahun dan penghasilan berkisar Rp 3 juta - Rp 50 juta per bulan.

Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru memproyeksi pertumbuhan KPR hanya 8% yoy hingga akhir 2019. Untuk lebih mendorong pertumbuhan KPR, Kepala Divisi Kredit Konsumer BCA Felicia Mathelda Simon menyebut pihaknya tengah mempersiapkan program untuk mendukung penjualan dari mitra pengembang. Adapun, rata-rata ticket size KPR BCA ada di kisaran Rp 1,5 miliar. Sayang, Felicia enggan untuk merinci besaran realisasi KPR sejauh ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .