Bank swasta pacu kredit mikro non KUR



JAKARTA. Beberapa bank swasta mencari strategi memperkuat pertumbuhan kredit mikro non kredit usaha rakyat (KUR). Tujuannya satu, melawan gempuran KUR yang menjanjikan suku bunga relatif murah.

Rata rata suku bunga mikro perbankan kini bertengger di kisaran 17%-19%. Padahal, bunga KUR hanya 9%.

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia tetap yakin bisnis mikro akan tetap tumbuh. Caranya adalah menyalurkan kredit dengan lebih efisien lewat unit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP). Untuk itu, DSP yang tak produktif, ke depan akan dievaluasi.


Strategi efisiensi ini, kata Vera, diyakini mampu mempertahankan keberlanjutan penyaluran kredit mikro Bank Danamon di tengah tekanan dari KUR. Sayang, Vera belum mau merinci realisasi penyaluran kredit mikro Danamon lewat  unit DSP hingga September 2016.

Sebagai gambaran, pada semester I lalu, kredit mikro via DSP Bank Danamon turun 28% menjadi Rp 12,5 triliun.

Glen Glenardi. Direktur Utama Bank Bukopin mengatakan, per September 2016, pihaknya mampu mencetak pertumbuhan kredit mikro sebesar 19%. “Sampai akhir tahun diproyeksikan kredit mikro bisa tumbuh 20%,” kata Glen kepada KONTAN, Jumat (21/10).

Pertumbuhan kredit mikro ini sejalan dengan masih besarnya potensi debitur yang belum tersentuh perbankan. Untuk mengembangkan bisnis mikro, Bank Bukopin mempunyai beberapa strategi.

Pertama, fokus kepada kredit langsung ke pensiunan pegawai pemerintah, TNI dan Polri. Kedua, fokus pada pengembangan aliansi trategis dengan Taspen serta Asabri.Adapun strategi ketiga adalah melakukan optimalisasi dan pengembangan produk perbankan mikro branchless.

Sebagai catatan, secara industri, hingga Agustus 2016, bank swasta telah menyalurkan kredit mikro senilai Rp 278,94 triliun, turun 1,8%. Adapun kredit bermasalah bisnis mikro swasta mencapai 3,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini