KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat, kredit di seKtor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) di awal tahun 2019 meningkat signifikan. Pada Januari total penyaluran kredit ke segmen ini senilai Rp 953 triliun dengan pertumbuhan 11,4% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih besar dibandingkan Desember 2018 sebesar 9,9% (yoy) dengan nilai penyaluran Rp 970 triliun. Tak ingin ketinggalan momentum, bank swasta siapkan strategi meningkatkan penyaluran kredit UMKM. PT Bank DBS Indonesia misalnya menggandeng PT Cipta Piranti Sejahtera, perusahaan pengembang perangkat lulnak Accurate Online, dan penyedia ruang kantor (
working space) UnionSpace. Dalam kerjasama ini beberapa produk misalnya ditawarkan bagi calon debitur DBS.
Misalnya, pennguna Accurate yang mengajukan kredit ke DBS bisa memberikan Sistem Kliring Nasional (SKN) gratis gratis. Atau sebaliknya debitur DBS baikk lama maupun baru yang jadi pelanggan Accurate bisa menikmati layanan gratis hingga empat bulan. Juga bagi debitur lama maupun baru DBS yang bergabung dengan UnionSpace bisa punya akses selama enam bulan gratis. "Kolaborasi ini adalah bagian dari implementasi misi kami yang memungkinkan nasabah menikmati hidup sepenuhnya tanpa harus disulitkan dengan urusan administratif perbankan. Kami juga menemukan bahwa banyak UKM dan start-up yang menggunakan Excel atau kertas fisik untuk pembukuan. Mengingat sifat tugas tersebut yang membosankan, mereka cenderung melakukan rekonsiliasi hanya sebulan sekali, sehingga pandangan yang dimiliki tentang arus kas mereka tidak up-to-date,” kata Direktur SME Banking DBS Indonesia kepada Kontan.co.id, Rabu (6/3) di Jakarta. Sayangnya, Rudy enggan menyebut berapa target penyaluran kredit setelah kerjasama berlangsung. Ia hanya bilang bahwa perseroan membidik target pertumbuhan senilai 20% untuk tahun ini. Sementara hingga Januari 2019, setidaknya ada 2.613 nasabah nasabah aktif di debitur di segmen SME perseroan. Nilai tersebut setara 56% dari total nasabah DBS Indonesia. “Untuk penyaluran kredit tahun lalu kami belum bisa sebut, karena laporan keuangan kami masih diaudit. Tapi variasi nasabah SME kami memang cukup bervariasi dengan nilai pinjaman berkisar mulai dari ratusan juta, hingga ratusan miliar,” sambungnya. Selain DBS adapula PT Bank Sahabat Sampoerna yang tahun ini juga menargetkan pertumbuhan kredit UMKM di level double digit. Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra bilang tahun ini akan berupaya menjaga NPL di segmen ini.
“Secara natural, NPL sektor UMKM memang cenderung agak tinggi. JIka dilihat data industri secara keseluruhan NPL sektor UMKM memang lebih tinggi dibandingkan dengan NPL pada sektor korporasi atau komersial. Namun demikian NPL ini masih dalam tingkat yang terkelola dengan baik,” katanya dihubungi Kontan.co.id terpisah. Sementara sepanjang 2018 lalu, kredit UMKM Bank SAmpoerna mendominasi portofoliio kredit perseroan, yaitu senilai Rp 5 triliun, atau 70% dari total kredit yang disalurkan. Sementara sepanjang 2018, Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp 7,23 triliun. Tumbuh 16,05% (yoy) dibandingkan posisi 2017 senilai Rp 6,23 triliun. Sementara dari laporan keuangan Januari 2019, Bank Sahabat Sampoerna mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja positif. Terlihat dari kredit yang masih naik 14,33% menjadi Rp 7,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli