Bank syariah bukukan laba menawan



JAKARta. Sejumlah bank syariah menorehkan kinerja cemerlang sepanjang 2012. Laba bersih rata-rata meningkat di atas 80% hingga 130%. Prestasi tersebut sejalan dengan kenaikan aset, dana pihak ketiga dan kredit.

Bank Permata Syariah misalnya meraup laba Rp 256,4 miliar, bertumbuh 93% dari periode 2011. Kenaikan ini selaras dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 136%, yakni dari Rp 3 triliun menjadi Rp 7,1 triliun. Sebanyak 32% di antaranya mengalir ke pembiayaan perumahan, 31% ke korporasi, 24% usaha kecil dan menengah dan 15% ke kendaraan bermotor.

Dari sisi pendanaan, UUS Bank Permata ini berhasil mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 7,4 triliun atau meningkat 101%. Secara total, asetnya tembus Rp 10,6 triliun atau naik 103%. "Karena kinerja kinclong tersebut, kami berhasil meraup laba sebesar Rp 256,4 miliar atawa bertumbuh 93%," imbuh Achmad K Permana, Head of Sharia Bank Permata.


Laba ini bukan saja tumbuh positif dari tahun ke tahun, juga meningkatkan kontribusinya terhadap induk usaha. Jika di 2011 lalu, sumbangsih laba Bank Permata Syariah tercatat sebesar 11% terhadap total laba perseroan, maka di 2012 naik menjadi 18%. Diharapkan, kontribusi ini terus meningkat menjadi sedikitnya 20% pada akhir tahun nanti.

Tidak hanya dari sisi laba, share aset Bank Permata Syariah pun terus terdongkrak dari sekitar 6% pada 2011 lalu menjadi 8% di akhir 2012. "Karenanya, kami optimistis, mampu mencapai pertumbuhan di kisaran 65% hingga 75% di seluruh bisnis sampai akhir tahun nanti," ujarnya.

Bank Syariah Bukopin (BSB) juga memperlihatkan performa menggembirakan. Laba bersih 2012 (unaudited) mencapai Rp 26,3 miliar, tumbuh 114,7% dari posisi 2011 senilai Rp 12,2 miliar.

Jika ditarik dari realisasi kinerja 2008 yang merugi Rp 7,7 miliar, laba bank ini melonjak 441%. Pada kurun yang sama, DPK meningkat 1.364% menjadi Rp 2,85 triliun dan pembiayaan melonjak 1.462% menjadi Rp 2,6 triliun. Tapi, jika dibandingkan kondisi 2011, DPK dan kredit hanya tumbuh 35% dan 24%.

Untuk meningkatkan aset dan pangsa pasar, BSB berencana masuk ke pembiayaan beragun emas. "Izinnya sudah dikit lagi selesai. Tahun ini, kami pasti masuk ke sini," kata Riyanto, Direktur Utama BSB. Jika produk ini berjalan, ia optmistis pembiayaan tahun ini bisa tumbuh 40%.

Soal kasus investasi emas bodong, kata Riyanto, bakal menyadarkan nasabah untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk. Kejadian ini justru berdampak positif ke bisnis emas bank syariah.

OCBC NISP Syariah juga meneguk pertumbuhan kinclong sepanjang tahun lalu. Labanya melejit 137% menjadi Rp 16,5 miliar. Sementara, pembiayaan naik 225% menjadi sekitar Rp 656 miliar. Adapun, DPK yang dihimpun UUS PT Bank OCBC NISP Tbk tembus tumbuh 77% menjadi Rp 773 miliar ketimbang tahun sebelumnya.

Danamon Syariah sama kinclongnya. Asetnya tumbuh 49% menjadi Rp 2,03 triliun. Di antaranya Rp 1,4 triliun mengalir ke pembiayaan. Bisnis emas, qardh (gadai) atau pun murabahah (kepemilikan) masih mendominasi portofolio pembiayaan.             n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: