Bank syariah gencar menggenjot porsi dana murah



JAKARTA. Tak cuma bank konvensional, bank syariah juga agresif menggaet dana nasabah. Untuk menekan biaya dana, perbankan syariah berupaya meningkatkan porsi dana murah atau current account saving account (CASA).

Bank Muamalat, misalnya, menargetkan porsi dana murah lebih besar ketimbang dana mahal di akhir tahun ini. Arviyan Arifin, Direktur Utama Bank Muamalat mengatakan porsi CASA terhadap  dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat saat ini sekitar 40%.  Hingga Agustus 2013, DPK Bank Muamalat mencapai Rp 40 triliun. "Kami berharap, pada 2014 mendatang, porsi dana murah bisa mencapai 50%," ucap Arviyan di Jakarta, Rabu (25/9).

Untuk meningkatkan dana murah, Bank Muamalat agresif menghimpun dana ritel, khususnya melalui produk tabungan. Untuk menggenjot dana tabungan, Bank Muamalat menggelar  program Muamalat Berbagi Rezeki (MBR). Arviyan mengaku, sejak program MBR digelar tahun 2010 silam, pertumbuhan produk dana murah khususnya produk tabungan kian meningkat.


Pada 2010, produk tabungan Bank Muamalat berhasil menghimpun dana Rp 5,2 triliun. Setahun kemudian, jumlah dana tabungan meningkat 31,47% menjadi Rp 6,9 triliun. Pada 2012, dana produk tabungan kembali meningkat hingga 35,3% menjadi Rp 9,3 triliun. Per Agustus 2013, jumlah dana murah Bank Muamalat mencapai Rp 10,16 triliun. Tahun ini, Bank Muamalat menargetkan DPK sebesar Rp 41 triliun.

Bank Mega Syariah juga berharap bisa meningkatkan porsi dana terhadap DPK pada akhir tahun ini. Beny Witjaksono, Presiden Direktur Mega Syariah, menuturkan saat ini porsi dana murah sebesar 25%. Beny menargetkan, porsi dana murah pada akhir tahun menjadi  35%  dari total DPK sebesar Rp 8 triliun. Hingga Agustus 2013, DPK Bank Mega Syariah mencapai RP 7,1 triliun.

Bank BNI Syariah juga memiliki rencana serupa. Imam T. Saptono, Direktur Bisnis pernah mengatakan, BNI Syariah menargetkan porsi dana murah naik menjadi 60% pada tahun ini. Tahun lalu, porsi dana murah mencapai 57%  dari total DPK sebesar Rp 9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo