KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kabar menarik bagi pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (
BRIS). Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang mewakili pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas
BRIS mulai mengungkap besaran penerbitan saham baru alias
rights issueBRIS Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (
BRIS) akan menerbitkan saham baru atau
right issue di tahun ini. Target dana
rights issue sebesar US$ 500 juta. Dengan kurs Rp 14.400 per dollar AS, nilai itu setara Rp7,2 triliun. "Tahun ini, BSI
(BRIS) akan melakukan rights issue, ini merupakan bagian dari ketentuan
free float dan untuk mencar
i strategic partner," ucap Tiko, sapaan akrabnya di acara Mandiri Investasi Market Outlook 2021, Rabu (10/3).
Baca Juga: Saham big cap: IHSG lanjut merah, HMSP merosot 3 hari, ARTO, CPIN naik tertinggi Rights issue BRIS untuk memenuhi ketentuan
free float alias saham berkepemilikan minoritas kurang dari 5 persen di perusahaan menjadi 7,5 persen. Pasca merger bank yang merupakan gabungan antara Bank BRISyariah (
BRIS), Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, porsi pemegang saham publik hanya akan tersisa 4,4% dari sebelumnya 18,47%. Dengan begitu, BSI belum memenuhi ketentuan saham minimal publik 7,5%. Menurut Tiko, pemerintah embuka peluang bagi investor asing untuk menjadi investor baru pemilik saham di BRIS dalam
rights issue Peluang investor asing masuk akan dilakukan melalui Indonesia Invesment Authority atau pengelola dana investasi negara atau biasa disebut Sovereign Wealth Fund. Proses rights issue
BRIS sepertinya bakal menarik perhatian lantaran, pertama rights issue bisa membuat pemegang saham publik akan kembali terdilusi. Dilusi terjadi jika ada investor yang tidak mampu untuk menebus rights issue. Jika ini terjadi upaya untuk mencapai saham publik sampai 7,5% akan penuh tantangan.
Belum lagi, harga saham
BRIS sudah tergolong sangat mahal dibandingkan dengan nilai bukunya. Pada penutupan perdagangan bursa Rabu (10/3), saham
BRIS ditutup di harga Rp 2.570 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana