Bank Syariah Indonesia (BRIS) Optimistis Pangsa Pasar Baru ESG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berupaya mengukuhkan posisinya sebagai bank syariah terkemuka di Indonesia, bahkan menjadi contoh bagi di kawasan regional.

Hal ini terbukti melalui kunjungan yang dilakukan oleh Association of Development Finance Institutions of Malaysia (ADFIM) ke BSI untuk mengeksplorasi ekosistem pembiayaan pembangunan dan pengembangan wirausaha.

Direktur Kepatuhan dan SDM BSI, Tribuana Tunggadewi, mengungkapkan bahwa program kunjungan bertajuk “Study Visit to Indonesia” tersebut membawa 20-25 delegasi yang terdiri dari manajemen senior perwakilan institusi anggota ADFIM. Kedatangan mereka bertujuan mempelajari keberhasilan BSI dalam membangun ekosistem industri halal dan mengembangkan bank syariah nasional yang besar dan kuat.


Baca Juga: Transaksi Terbesar Business Matching BSI International Expo Berasal dari Buyer Mesir

"Latar belakang Indonesia dan Malaysia sebagai negara dengan populasi Muslim yang besar memberikan peluang besar untuk kerjasama lebih erat antara Malaysia dan Indonesia di bidang keuangan syariah. Salah satunya, lewat sharing dan diskusi seperti forum ini," ujar Dewi dalam siaran pers, Jumat (5/7).

Agenda kunjungan ini mencakup berbagai aspek penting strategi BSI, termasuk ekosistem dukungan dari institusi keuangan dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia, inisiatif BSI dalam bidang environmental, social, and governance (ESG), serta tinjauan strategis dan prospek ekonomi.

Dewi menambahkan bahwa BSI fokus pada keberlanjutan dengan membangun kerangka kerja yang terdiri dari tiga pilar: perbankan berkelanjutan melalui inisiatif produk baru, operasi berkelanjutan dengan mengutamakan aspek green untuk mengurangi jejak karbon, dan beyond banking melalui pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga: Waspadai Perubahan Iklim dan Pelemahan Rupiah Berdampak pada Inflasi Harga Pangan

Inisiatif ESG berhasil membawa BSI mendapatkan pangsa pasar baru dan keuntungan besar bagi perusahaan, salah satunya melalui penerbitan Sustainability Sukuk.

"ESG merupakan agenda global yang hangat, sehingga para investor sangat tertarik terhadap instrumen berkelanjutan. Hal ini kemudian membawa kami berhasil meraih antusiasme tinggi dari pasar. Pemesanan Sukuk Sustainability kami oversubscribed mencapai 300% atau sekitar Rp9 triliun," jelas Dewi.

Dengan komitmen yang kuat terhadap ESG, BSI berupaya terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Selain itu, BSI juga diharapkan dapat terus memperluas jaringan dan memperkuat ekosistem perbankan syariah, menjadikannya tolok ukur bagi negara lain, termasuk Malaysia, dalam mengembangkan industri keuangan syariah yang berkelanjutan dan inklusif.

Chairman ADFIM, Izwan Zainudin, menyatakan bahwa kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kedua negara.

"Perbankan syariah memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap kunjungan ini dapat mempererat hubungan dan membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat antara kedua negara," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar