Bank Syariah Indonesia (BSI) Raup Laba Rp 1,45 Triliun Kuartal I, Melesat 47,6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menorehkan kinerja positif sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Bank berkode saham BRIS ini membukukan laba bersih Rp 1,45 triliun pada kuartal I-2023, tumbuh 47,6% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Pertumbuhan laba bersih anak usaha Bank Mandiri ini sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan sebesar 14,4% yoy dari Rp 4,4 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp 5,04 triliun. 

Mengutip materi paparan kinerja Bank Mandiri, Jumat (21/4), pertumbuhan pendapatan tak lepas dari ekspansi pembiayaan yang terus meningkat. Pembiayaan BSI tercatat meningkat 20,2% yoy menjadi Rp 213,2 triliun per akhir Maret 2023.


Pertumbuhan pembiayaan disertai dengan perbaikan kualitas aset. Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) tercatat menurun dari 2,9% pada Maret 2022 menjadi 2,4% pada Maret 2023. 

Hingga Maret 2023, BSI telah melakukan pencadangan sebesar 188,4% untuk mengantisipasi resiko NPF. Coverage ratio tersebut meningkat dari Maret 2022 yang hanya mencapai 150,1%.

Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 12,9% yoy menjadi Rp 269,2 triliun. Adapun biaya dana atau cost of fund (CoF) bank syariah terbesar di Tanah Air ini mulai meningkat dari posisi 1,6% pada triwulan I tahun lalu menjadi 2% pada kuartal I tahun ini.

Pertumbuhan laba bersih BSI juga tak lepas dari peningkataan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) yang tumbuh 22,6% menjadi Rp 1,01 triliun. 

FBI berasal dari pendapatan transaksi e-channel sebesar Rp 235,7 miliar atau tumbuh 12,3% secara yoy, pendapatan gadai Rp 176,1 miliar atau meningkat 17,2% yoy, dan pendapatan collection Rp 268,7 miliar atau tumbuh 39,7% yoy.

Lalu pendapatan operasioanl mencapai Rp 60,2 miliar, turun 17,5% secara yoy. Pendapatan treasury Rp 77,8 miliar atau meningkat 74% yoy dan FBI lain-lain sebesar Rp1 95,1 miliar atau naik 24,4% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk