KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memacu penyaluran ke segmen produktif terutama untuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). BSI telah menyalurakan pertumbuhan pembiayaan ke segmen UMKM senilai Rp 37,64 triliun di sepanjang 2022. Rinciannya, pembiayaan ke pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tumbuh 97,72% year on year (yoy) menjadi Rp 18,90 triliun. Sedangkan untuk penyaluran pembiayaan kepada pelaku mikro naik 132,7% menjadi Rp 18,74 triliun pada tahun lalu. BSI terus menunjukkan keseriusan dan dukungannya untuk mendorong UMKM naik kelas. Salah satu caranya adalah dengan memfasilitasi UMKM binaan BSI ikut dalam ajang pameran bertaraf internasional.
Direktur Retail Banking BSI Ngatari, mengatakan sebelum diikutsertakan dalam gelaran pameran berkelas nasional, UMKM binaan perseroan terlebih dahulu mengikuti, workshop, pelatihan dan pendampingan. Di mana pelaku UMKM binaan BSI diedukasi tentang pengembangan produk, peningkatan kualitas produk, pemasaran hingga akses ke pembiayaan formal. Untuk kesempatan kali ini, BSI mengikutsertakan UMKM binaannya dalam INACRAFT event skala internasional sesuai judulnya Jakarta International Handicraft Trade Fair 2023. Menurut Ngatari langkah ini merupakan wujud keseriusan perseroan dalam membangun dan meningkatkan kapasitas UMKM yang sustain, yaitu dengan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mampu bersaing di pasar lokal dan global. “Selain itu, melalui ajang ini BSI mengajak para UMKM untuk percaya diri berada di pameran nasional bersaing dari sisi kualitas, ide kreatif dan harga. Sehingga setelah ajang ini selesai, para UMKM yang ikut dalam pameran bisa membawa insight dan rencana bisnis yang baik ke depannya,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Selasa (14/3).
Baca Juga: Tahun Ini, BSI Akan Salurkan KUR Lebih dari Rp1 Triliun di Jawa Barat Selain memfasilitasi dengan mengikutsertakan dalam pameran nasional, BSI juga terus melakukan pendampingan kepada UMKM binaan dari hulu hingga hilir. Tujuannya tak lain untuk menciptakan ekosistem UMKM yang sehat dan berdaya saing global. “Melalui ajang pameran kerajinan nasional diharapkan terjadi business matching antara para UMKM dan pembeli. Pada akhirnya diharapkan akan membawa UMKM naik kelas,” tuturnya. Salah satu UMKM binaan BSI yang ikut serta dalam pameran ini adalah pengrajin usaha batik dengan brand Paradise Batik. Brand tersebut menjadi yang pertama di industri batik dan satu-satunya di Indonesia yang menerima Sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian RI. Pencapaian itu tak terlepas dari komitmen kuat Paradise Batik untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Selain Paradise Batik ada pula brand Bucini Kulit dan Kilisuci Batik yang diikutsertakan BSI dalam ajang yang sama. Selain itu menurut Ngatari, bukti lain keberpihakan Bank Syariah Indonesia kepada UMKM adalah perseroan mendorong pelaku usaha untuk memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam pelatihan dan mendapatkan pendanaan dengan sistem syariah.
Sehingga UMKM dapat mengambil peran sebagai segmen yang berkontribusi membangun perekonomian nasional. Sebab, mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 62,55% dan 97,22% terhadap total penyerapan tenaga kerja Indonesia. Di sisi lain, untuk memperkuat UMKM, Bank Syariah Indonesia pun telah melakukan sejumlah inisiatif strategis. Seperti menyediakan akses digital, optimalisasi peran agregator dan reseller, perluasan pasar serta peningkatan SDM, hingga mendirikan UMKM Centre BSI yang saat ini berada di 3 kota yaitu Aceh, Yogyakarta dan Surabaya dengan sekitar 1.517 UMKM binaan.
Baca Juga: Target BSI Sepanjang Tahun 2023, Mendorong Pembiayaan Ritel Bisa Tumbuh Hingga 21% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat