KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatatkan total pembiayaan yang cukup ekspansif di kuartal III-2023, dengan pertumbuhan mencapai 15,9% secara
year on year (YoY) menjadi Rp 231,6 triliun. Pertumbuhan pembiayaan merata di semua segmen. Pembiayaan korporasi dan komersial tumbuh 16,8% secara YoY menjadi Rp 66,3 triliun, pembiayaan konsumer tumbuh 17,6% menjadi Rp 119 triliun, pembiayaan gadai tumbuh 17,6% menjadi Rp 6,77 triliun, dan pembiayaan UMKM naik 9,8% menjadi Rp 40,1 triliun. Hal ini membuat aset BSI ikut bertumbuh 4,6% menjadi sebesar Rp 319,8 triliun pada periode September 2023, dibandingkan dengan periode Desember 2022 sebesar Rp 305,7 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan juga disertai dengan perbaikan kualitas aset.
Non performing finance (NPF) BSI turun ke level 2,21% dari 2,67% pada September 2022.
Baca Juga: Dirut Bank BJB Beberkan Penyebab Laba Terkoreksi di Kuartal III-2023 Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, bahwa jika dilihat dari sisi portofolio BSI saat ini komposisi pembiayaan BSI terdiri dari pembiayaan korporasi dan komersial di jaga tidak lebih dari 30%, dan lebih banyak mendorong pertumbuhan pembiayaan dari sisi
consumer dan
retail dengan komposisi 70%. "Tapi kami juga tetap menjaga pertumbuhan pembiayaan korporasi juga tentunya membawa dampak dari sisi
value chain, memberikan tambahan untuk produk-produk yang lain tidak hanya yang kami ingin lakukan, tetapi juga untuk meningkatkan
reciprocal antara Bank BSI dengan debitur korporasi yang kami biayai," ujar Hery saat paparan kinerja perseroan, Selasa (31/10). Pihaknya juga mengharapkan untuk mendapatkan tambahan tidak hanya dari sisi penyaluran pembiayaan tetapi juga bisnis lain, misalnya debitur korporasi menyalurkan
trade finance-nya melalui BSI, ataupun juga melalui transaksi
foreign exchange (FX). menurutnya, kalau kebutuhan korporasinya besar, harapannya kebutuhan karyawan dapat terpenuhi melalui program pembiayaan BSI. Seperti misalnya pembelian rumah melalui program BSI Griya, pembelian kendaraan melalui BSI OTO, dan kebutuhan mendesak bisa melalui pembiayaan mitraguna dengan
underlying payroll. Oleh karena itu, pihaknya mulai selektif dalam memilih debitur mana saja yang sesuai dengan
risk appetite perseroan, dan di samping itu juga bisa memberikan peluang
reciprocal business antara BSI dan debitur.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) Catatkan Laba Bersih Rp 4,2 Triliun di Kuartal III-2023 Di sisi lain, kendati adanya kenaikan suku bunga tetapi menurut Hery
demand dari masyarakat masih sangat baik. Dari sisi pembiayaan atau kredit konsumer sampai dengan korporasi masih cukup besar. Hal ini membuat pihaknya optimis sampai akhir tahun
loan growth bisa dicapai di kisaran 14-16%. "Itu sesuatu yang masih masih sangat positif untuk dicapai. Kami harapkan pertumbuhan pembiayaan antara 14% sampai 16% masih valid untuk kami usahakan dan jaga di kuartal yang akan datang," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi