JAKARTA. Industri perbankan syariah di Indonesia masih lemah dalam pembiayaan korporasi dan infrastruktur. Ini lantaran struktur dana bank syariah masih didominasi pendanaan jangka pendek. Selain struktur pendanaannya masih berjangka pendek, bank syariah masih mengandalkan dana mahal dengan imbal hasil yang tinggi. "Ini membuat bank-bank syariah sulit bersaing di layanan pembiayaan jangka panjang dengan margin yang kompetitif seperti segmen korporasi, termasuk infrastruktur," kata Edy Setiadi, Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, belum lama ini. Kondisi ini berbeda dengan karakter bank syariah di Malaysia maupun kawasan Timur Tengah. Bank syariah di negara itu sudah berperan besar di berbagai pembiayaan korporasi, termasuk infrastruktur. "Sementara di Indonesia, pembiayaan ritel masih menjadi strategi utama perbankan syariah kita," ujar Edy.
Bank Syariah lemah di segmen korporasi
JAKARTA. Industri perbankan syariah di Indonesia masih lemah dalam pembiayaan korporasi dan infrastruktur. Ini lantaran struktur dana bank syariah masih didominasi pendanaan jangka pendek. Selain struktur pendanaannya masih berjangka pendek, bank syariah masih mengandalkan dana mahal dengan imbal hasil yang tinggi. "Ini membuat bank-bank syariah sulit bersaing di layanan pembiayaan jangka panjang dengan margin yang kompetitif seperti segmen korporasi, termasuk infrastruktur," kata Edy Setiadi, Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, belum lama ini. Kondisi ini berbeda dengan karakter bank syariah di Malaysia maupun kawasan Timur Tengah. Bank syariah di negara itu sudah berperan besar di berbagai pembiayaan korporasi, termasuk infrastruktur. "Sementara di Indonesia, pembiayaan ritel masih menjadi strategi utama perbankan syariah kita," ujar Edy.