KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja anak usaha syariah dan unit usaha syariah (UUS) bank BUMN terus meningkat. Ambil contoh anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) lewat BNI syariah yang per akhir 2018 lalu berhasil mengantongi laba sebesar Rp 416 miliar. Angka tersebut meningkat 35,67% dibandingkan capaian pada tahun 2017 lalu yang sebesar Rp 307 miliar. Merujuk pemberitaan Kontan.co.id, Kamis (14/2) lalu Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan kenaikan laba ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based serta optimalisasi rasio dana murah. Memang, bila ditelisik fee based income yang berhasil diraup BNI Syariah sebanyak tahun 2018 mencapai Rp 141 miliar. Mayoritas komisi ini ditopang oleh transaksi digital, hasanah card (kartu pembiayaan), cash management dan bisnis remitansi. Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,39% secara year on year (yoy) menjadi Rp 28,3 triliun. Mayoritas peningkatan ini ditopang oleh segmen konsumer yang mencatat realisasi Rp 13,92 triliun atau 49,71% dari total pembiayaan.
Bank syariah milik BUMN catat kinerja postif sepanjang tahun 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja anak usaha syariah dan unit usaha syariah (UUS) bank BUMN terus meningkat. Ambil contoh anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) lewat BNI syariah yang per akhir 2018 lalu berhasil mengantongi laba sebesar Rp 416 miliar. Angka tersebut meningkat 35,67% dibandingkan capaian pada tahun 2017 lalu yang sebesar Rp 307 miliar. Merujuk pemberitaan Kontan.co.id, Kamis (14/2) lalu Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan kenaikan laba ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based serta optimalisasi rasio dana murah. Memang, bila ditelisik fee based income yang berhasil diraup BNI Syariah sebanyak tahun 2018 mencapai Rp 141 miliar. Mayoritas komisi ini ditopang oleh transaksi digital, hasanah card (kartu pembiayaan), cash management dan bisnis remitansi. Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,39% secara year on year (yoy) menjadi Rp 28,3 triliun. Mayoritas peningkatan ini ditopang oleh segmen konsumer yang mencatat realisasi Rp 13,92 triliun atau 49,71% dari total pembiayaan.