Bank Syariah Optimis Pertumbuhan Bisnis Berlanjut di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah yakin bisnis akan melanjutkan pertumbuhan di 2023. Saat ini, pertumbuhan pembiayaan bank syariah berhasil mengungguli pertumbuhan industri perbankan secara nasional.

Data Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit pada November 2022 tercatat sebesar 11,16% year on year (YoY) per November 2022. Ditopang oleh pertumbuhan positif di seluruh jenis kredit dan mayoritas sektor ekonomi. Sedangkan pembiayaan bank syariah melesat 23,5% YoY.

BCA Syariah menargetkan pembiayaan bisa tumbuh dua digit di kisaran 10% hingga 11% YoY di 2023. Penyaluran pembiayaan ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan tingkat permintaan di pasar dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.


Direktur BCA Syariah Pranata menyatakan akan fokus pada memperbaiki komposisi dana murah dan mengoptimalkan tingginya kebutuhan pembiayaan konsumer. Kemudian, meningkatkan kapasitas digitalisasi baik core banking maupun layanan mobile banking.

Ia berharap, BCA Syariah bisa memberikan layanan digital banking seperti pelayanan induk Bank Central Asia. Pranata menyatakan untuk strategi penyaluran pembiayaan, BCA Syariah akan membidik setiap top tier perusahaan di masing-masing sektor.

Baca Juga: Perkuat Digitalisasi, Perbankan Tingkatkan Capex IT di Tahun 2023

Pranata menyatakan pembiayaan BCA Syariah tumbuh 24,5% YoY menjadi Rp 7,2 triliun. Sebanyak 34,11% dari total portofolio itu merupakan pembiayaan berkelanjutan yang tumbuh 38% YoY dari posisi November 2021.

“Mayoritas pembiayaan kita itu sektor komersial untuk modal kerja yang tumbuh 17,8% di November. Lalu UMKM tumbuh 36,33% YoY. Baru-baru ini, kami meningkatkan portofolio pembiayaan konsumer, kontribusinya naik dari 3%, sekarang menjadi sekitar 5,5%,” jelasnya minggu lalu.

Adapun himpunan dana pihak ketiga (DPK) BCA Syariah tumbuh 16,5% YoY menjadi Rp 8,5 triliun. Sehingga, total aset BCA Syariah naik 13,4% YoY menjadi Rp 11,6 triliun di sebelas bulan pertama 2022.

Sedangkan laba sebelum pajak BCA Syariah tercatat senilai Rp 128,5 miliar. per November 2022. Nilai itu mengalami pertumbuhan 48,9% YoY dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 86,4 miliar.

Tak mau kalah, Bank Muamalat juga akan mengoptimalkan bisnis di tahun ini. Terlebih Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berharap dalam jangka waktu panjang, Bank Muamalat bisa memiliki aset Rp 100 triliun.

Plt Direktur Utama Bank Muamalat Hery Syafril menyatakan guna mencapai target itu, bank syariah pertama di Indonesia ini akan mengoptimalkan ekosistem haji dan umrah. Ia menyatakan hingga akhir September 2022 lalu, aset Bank Muamalat tercatat sekitar Rp 60 triliun.

Baca Juga: Simak Prospek Kinerja dan Saham Perbankan pada Tahun 2023

“Arah pembiayaan untuk memasuki ekosistem umrah dan haji ini, kita akan kombinasikan pembiayaan ritel dan wholesale. Ini akan bergantung pada seleksi debitur yang akan kita lakukan,” papar Hery.

Namun, ia menyatakan akan fokus menyalurkan pembiayaan wholesale untuk top tier perusahaan baik untuk perusahaan multinasional, BUMN, dan blue chip. Sedangkan untuk ritel akan menyasar pelaku UMKM dan konsumer seperti kepemilikan rumah.

Sedangkan untuk pendanaan, Bank Muamalat akan meningkatkan komposisi dana murah hingga bisa mencapai sekitar 60% hingga 70%. Sebab saat ini, rasio dana murah ini baru mencapai di level 44% hingga 45%.

Selain itu, Bank Muamalat tengah menyiapkan proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di akhir 2023. Hery menyatakan saat ini sedang memasuki proses awal dalam menjalankan aksi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari