KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menyongsong tahun 2024, industri perbankan syariah optimistis kinerja bakal lebih melaju. Chief Economit Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memproyeksikan pada tahun ini pembiayaan syariah akan tumbuh 10,25%, dan himpunan dana pihak ketiga (DPK) syariah tumbuh sebesar 11,43%. Pendorong utama pertumbuhan pembiayaan syariah berasal dari segmen konsumsi. Hal ini lantaran tingkat konsumsi tahun ini masih akan meningkat didorong oleh suplai manufaktur dan juga momen pemilihan umum 2024.
Kinerja industri perbankan syariah diproyeksikan akan lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan dengan perbankan nasional, mengingat bank syariah terus memiliki peluang pertumbuhan yang progresif di tengah tantangan era bunga tinggi hingga likuiditas yang berpotensi kian mengetat. Sementara itu sejumlah bank syariah juga menunjukkan optimismenya tahun ini. BSI misalnya, yang menargetkan pertumbuhan pembiayaan tahun ini di kisaran 16% sampai 19% secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Juga: BTN Pastikan Spin Off Unit Usaha Syariah Kelar Tahun Ini, Setelah Akuisisi Selesai Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan optimisme tersebut sejalan dengan konsistensi BSI menjaga pertumbuhan double digit. Berbagai peluang yang ada akan dimaksimalkan untuk menggenjot kinerja pembiayaan tahun ini, khususnya di segmen konsumsi. Hery menyebut, segmen pembiayaan griya atau pemilikan rumah (KPR) menjadi salah satu sektor yang potensial dan menjanjikan. “Booking pembiayaan griya sudah mencapai Rp 1 triliun,” kata Hery kepada Kontan belum lama ini. Selain KPR, segmen konsumsi melalui Mitraguna berbasis payroll juga ditargetkan tumbuh double digit tahun ini. Sektor kredit lainnya yang akan disasar adalah pembiayaan usaha mikro. "Pembiayaan korporasi kami jaga pertumbuhannya seperti tahun lalu. Sektornya yang menjanjikan dan positif seperti perkebunan, rumah sakit, pendidikan, dan teknologi,“ kata Hery. Dengan berbagai sektor yang disasar tersebut, Hery optimistis bisa mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 30% YoY pada tahun 2024. BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 5,10 triliun per November 2023, tumbuh 30,46% YoY dari periode sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) pada tahun 2024 akan fokus untuk mempersiapkan spin off dari bank induknya. Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan demi memenuhi aturan OJK, persiapan spin off akan menjadi prioritas tahun ini. Maklum saja, UUS CIMB Niaga ini telah memiliki aset sebesar Rp 61,46 triliun per September 2023 atau naik 3,36% YoY. Porsi aset UUS terhadap aset CIMB Niaga secara bank only kini mencapai 19,07% yoy. Kinerja aset UUS CIMB Niaga itu ditopang penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp52,89 triliun, naik 16,96% yoy. Selain fokus pada persiapan spin off, CIMB Niaga Syariah tetap akan menargetkan pertumbuhan laba bersih tahun ini, dengan target pertumbuhan minimal sebesar 10% YoY. Pandji mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya akan menggenjot pertumbuhan pembiayaan tahun ini. Setidaknya pembiayaan ditargetkan dapat tumbuh sekitar 15% YoY didorong segmen Small Business Enterprise (SME) dan retail. "Untuk retail kami menyasar KPR, Personal Financing, Kartu Pembiayaan Syariah. Sementara tahun ini CIMB Niaga Syariah tidak akan fokus pada segmen korporasi," kata Pandji kepada Kontan, Senin (22/1). Pandji menyebut pihaknya tengah mempersiapkan peluncuran produk baru di sektor retail, yakni paylater syariah. "Tapi Kami masih mempelajari apakah ini waktu yang tepat untuk ikut mengembangkan paylater syariah," kata dia.
Baca Juga: Rencana Merger UUS BTN dan Bank Muamalat Semakin Terang, Ini Kata Analis Optimisme juga ditunjukkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dalam menjalankan bisnisnya tahun ini. Meski tidak merinci berapa target laba bersih tahun ini, namun Bank Muamalat menargetkan pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai 20% YoY pada tahun 2024. Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji mengatakan, untuk menggenjot pertumbuhan pembiayaan tahun ini, perseroan akan fokus pada fokus pada segmen ritel konsumer, salah satunya adalah tabungan haji.
"Kami akan menyiapkan produk baru untuk tabungan pendaftaran haji dan pelunasan haji. Contohnya adalah tabungan dalam bentuk mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat," kata dia kepada Kontan, Senin (22/1). Hayunaji menyebut Bank Muamalat juga akan merilis produk tabungan bundling dengan dengan bancassurance. Selain itu kerja sama dengan berbagai instansi juga akan terus digenjot, seperti kerja sama dengan lembaga pendidikan sekolah dan perguruan tinggi, sebagai mitra agregator akuisisi tabungan haji dengan paket yang menarik. Bank Muamalat per September 2023 mencatat laba bersih sebesar Rp 52,36 miliar, melesat 65,59% YoY dari perolehan laba bersih tahun 2022 yang sebesar Rp 31,62 miliar. Capaian ini terdorong pembiayaan yang tumbuh 22,4% (YoY) menjadi Rp 21,7 triliun per September 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat