KONTAN.CO.I-JAKARTA. Tren pengetatan likuiditas di industri perbankan belum berakhir, tak hanya bank konvensional, sejumlah bank syariah juga mengaku mengalami hal yang sama. Meski begitu Bank Syariah tetap optimistis likuiditas akan tetap terjaga hingga akhir Kuartal III 2024. Ambil contoh PT Bank BCA Syariah, segmen DPK tumbuh 13,17% secara tahunan (
year on year/yoy) mencapai Rp11,44 triliun per September 2024,dibandingkan periode tahun lalu Rp 10 triliun. Di sisi lain, pembiayaan BCA Syariah tumbuh 32,9% yoy mencapai Rp 10,45 triliun per September 2024, dibandingkan Rp 7,86 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Melihat angka tersebut, terjadi gap yang jauh antara pertumbuhan DPK dengan pembiayaan. Direktur BCA Syariah Pranata menyatakan, seperti perbankan lainnya, BCA Syariah juga cukup merasakan kondisi likuiditas yang semakin ketat.
Baca Juga: Alasan Perbankan Belum Turunkan Bunga KPR Meski BI Rate Telah Turun "Penurunan suku bunga acuan belum dapat dijadikan momentum sebagai penurunan biaya dana yang dikeluarkan bank," ungkap Pranata kepada Kontan, Jumat (17/11). Di sisi lain, BCA Syariah memproyeksikan pertumbuhan DPK akan dijaga dikisaran 15% yoy hingga akhir tahun 2024. Pranata menyebut untuk menjaga pertumbuhan ini BCA Syariah terus fokus memaksimalkan fungsi cabang serta meningkatkan fitur-fitur pada mobile banking untuk pertumbuhan dana murah (CASA). Sementara itu,
Corporate Secretary PT Bank Mega Syariah, Hanie Dewita menyatakan, likuiditas bank masih berada dalam kondisi yang sangat stabil, sebagaimana tercermin dari rasio
Financing to Deposit Ratio (FDR) yang terjaga dengan baik. Per September 2024, FDR tercatat di angka sekitar 75,24%, menunjukkan bahwa bank masih memiliki ruang yang cukup memadai dalam menjaga likuiditasnya. "Hal ini memberi Bank Mega Syariah fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola pembiayaan dan penghimpunan dana," ungkap Hanie kepada Kontan. Bank Mega Syariah mencatat DPK meningkat 35,12% yoy per September 2024, dengan rasio CASA mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 5,71%. "Bank Mega Syariah fokus meningkatkan komposisi CASA. Hal ini mencerminkan upaya Bank Mega Syariah dalam mengurangi ketergantungan pada dana mahal, yang pada gilirannya mendukung efisiensi biaya dana," ungkap Hanie. Bank Mega Syariah optimis dapat mencatat pertumbuhan DPK yang positif hingga akhir tahun. Fokus utama dalam upaya ini adalah memperkuat loyalitas nasabah, hal ini dianggap lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan daripada hanya sekadar memperluas pangsa pasar. Untuk mencapai target pertumbuhan DPK, Bank Mega Syariah mengimplementasikan berbagai strategi, termasuk memperluas segmen pasar sambil tetap menjaga fokus pada kepuasan nasabah melalui program
cross-selling yang dirancang khusus.
Baca Juga: Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati