Bank syariah siap ekspansi karena suntikan dana dari induk



JAKARTA. Menghadapi persaingan tahun depan, bank syariah membutuhkan tambahan modal dari pemilik. Tanpa suntikan dana baru atau hanya mengandalkan laba ditahan, mereka akan kesulitan ekspansi maupun berkembang dengan cepat.

Beberapa bank umum yang memiliki usaha syariah sudah mengantisipasi keadaan itu. Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, akan menyuntik modal BRI Syariah (BRIS) pada 2012. Dana ini akan dialokasikan untuk menambah jaringan dan penguatan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR), sehingga lebih ekspansif dalam menyalurkan pembiayaan.

Sofyan Basyir, Direktur Utama BRI, masih merahasiakan jumlahnya. Ia hanya mengatakan, tambahan modalnya berkisar Rp 100 miliar. Jumlah yang sama juga diberikan ke Bank Agroniaga, anak usaha BRI yang resmi bergabung pada tahun ini.


BRI baru merealisasikan tambahan modal tahun depan, karena menilai kondisi BRIS saat ini relatif kuat. Dengan posisi CAR 19%, BRIS masih sanggup menggenjot kredit sesuai target awal tahun.

Sofyan menilai, penambahan modal bagi BRIS belum terlalu mendesak. "Tapi pasti akan kami berikan asalkan bisnis dan laba mereka harus bagus terlebih dahulu," kata Sofyan, akhir pekan lalu.

Ventje Rahardjo, Direktur Utama BRIS, menjelaskan, pihaknya butuh tambahan modal untuk pengembangan kantor cabang. Hingga September 2011, total aset BRIS sebesar Rp 9,5 triliun dengan laba bersih Rp 25 miliar.

Berbeda dengan BRIS, Danamon Syariah sudah mendapatkan tambahan modal Rp 50 miliar dari induk. Unit Usaha Syariah Bank Danamon ini berniat menambah kantor dan memperbesar bisnis Solusi Emas, produk gadai emas.

Vera Eve Liem, Chief Financial Officer Danamon mengatakan, Danamon Syariah layak mendapat pasokan modal karena potensi bisnisnya bagus. Danamon Syariah berencana menambah jumlah kantor cabang sebanyak 83 unit.

Target hingga akhir tahun ini, Danamon Syariah memiliki 121 kantor cabang. "Ini adalah investasi yang bagus untuk mendongkrak aset," terang Vera. Pada September ini, aset UUS Danamon sebesar Rp 1,3 triliun, tumbuh 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bank Bukopin Syariah (BSB) juga akan meminta tambahan modal untuk menambah jaringan dan ekspansi ke ranah mikro. "Kebutuhan modalnya ditentukan setelah evaluasi akhir tahun ini," kata Riyanto, Direktur BSB.

Tambahan modal ini, kata Riyanto, bakal membuat BSB lebih mandiri. "Kami tidak boleh terus bergantung dengan pola window channel di saat bisnis kami kian agresif," kata Riyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: