KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank syariah tidak ingin terlalu jor-joran dalam menyalurkan pembiayaan tahun ini. Dengan melihat dinamikan tahun politik dan tren suku bunga ke depan, bank syariah memilih mematok target pertumbuhan pembiayaan yang moderat. PT BNI Syariah misalnya hanya menargetkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 15%-16% di tahun 2019. Sementara per November 2018, bank ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 27,7 triliun atau tumbuh 21% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sampai akhir tahun lalu, pembiayaan bank ini tumbuh cukup bagus yakni dikisaran 19%-20%. "Melihat dinamika ekonomi di tahun politik dan tren kenaikan suku bunga acuan yang diprediksi berlanjut di tahun ini, maka kami memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan di tahun 2019 secara moderat." kata Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis BNI Syariah pada Kontan.co.id,Selasa (15/1).
Guna mencapai target, BNI syariah akan mengoptimalisasi sinergi dengan induknya untuk menggarap
value chain financing dan bekerjasama dengan bank lain dalam pembiayaan sindikasi. BNI Syariah juga akan mempertajam fokus pembiayaan segmen kecil dan menengah, bekerjasama dengan developer bonafide untuk menggarap bisnis konsumer. Dhias bilang, pihaknya akan fokus melakukan pembiayaan di si sektor yang memiliki risiko rendah dengan tingkat
yield memadai seperti sektor konstruksi dan jasa sosial masyarakat. Sementara tahun lalu, pertumbuhan pembiayaan paling tinggi ada di sektor industri pengolahan, konstruksi dan sektor jasa sosial masyarakat. Untuk menjaga menjaga likuiditas tetap aman, BNI Syariah juga secara intensif meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dengan memasang target tumbuh 16%. Sampai dengan November 2018, DPK BNI Syariah mencapai Rp 34,3 triliun atau tumbuh 19% (yoy) dan sampai akhir tahun lalu diproyeksikan naik 16%. BNI syariah akan mengoptimalkan Sharia Channeling Outlet (SCO) yang saat ini sudah sekitar 1.500 outlet. BNI Syariah juga bekerjasama dengan institusi, sekolah, perguruan tinggi, dan rumahsakit untuk menggarap
payroll dan
cash management. Bank ini juga meningkatkan literasi keuangan syariah melalui promosi di media sosial sampai dengan menjalankan program
board of director (BOD) mengajar. "Untuk mendukung hal itu, BNI Syariah berencana meluncurkan produk dan aktivitas baru di tahun 2019 antara lain terkait program laku pandai, uang elektronik, kartu debit combo, pemasaran dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dan penyaluran KUR syariah." lanjuta Dhias. Sementara, PT BRI Syariah Tbk (BRIS) memasang target pembiayaan tumbuh 15%-20% dengan fokus pada segmen konsumer dan komersial. Sedangkan tahun 2018, realisasi pembiayaan bank ini diperkirakan tumbuh 15%. Untuk mengimbangi penyaluran pembiayaan, BRI Syariah juga akan mendorong penghimpunan dana masyarakat.Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan, pihaknya membidik DPK tumbuh 15%-20%. "Untuk mencapai target, khususnya untuk dana murah, BRIsyariah akan mengoptimalkan layanan digital banking yang sudah mengikuti gaya milenial. Beberapa produk baru sudah dikembangkan dan siap diluncurkan di tahun 2019 ini diantaranya layanan pembayaran menggunakan QR Code." katanya.
Adapaun Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk menargetkan pertumbuhan pembiayaan 30% tahun ini. Sedangkan tahun 2018, pembiayaan bank ini tercatat tumbuh 50% dari tahun sebelumnya. Head of Syariah Sales & Distribution UUS CIMB Niaga, Diah Rachma Paramaiswari bilang, pihaknya akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Mereka akan fokus menyasar nama-nama besar atau nasabah yang sudah bekerjasama dengan CIMB Niaga minimal dua tahun. "Kami masih akan menyasar sektor infrastruktur, consumer, dan mortgage. Untuk konsumer, kami mau kembangkan
auto financing dan
personal financing," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat