JAKARTA. Harga emas yang sempat terkoreksi tak banyak berdampak pada produk gadai emas perbankan syariah. Bambang Widjanarko Direktur Bisnis BNI Syariah mengatakan, pihaknya membatasi gadai emas tidak lebih dari 20% dari total portofolio pembiayaan. "Kami akan perbesar pembiayaan konsumen dan produktif dibanding gadai emas," terang Bambang, Senin (28/11). Total portofolio pembiayaan gadai emas anak usaha Bank BNI tersebut turun sebulan terakhir.
Per September lalu, BNI Syariah mencatat pembiayaan gadai emas syariah Rp 680 miliar. Angka ini berkurang menjadi Rp 600 miliar di akhir Oktober lalu. Bambang mengatakan, harga emas yang turun pada pekan ini hanya berdampak pada jumlah nasabah baru yang tidak bertambah. Yane Rosiani, Kepala Divisi Funding Bank Jawa Barat Banten Syariah (BJBS) mengatakan, nasabah yang bertransaksi gadai emas di BJBS masih normal. "Cenderung stabil, tapi naik sedikit," terang Yane.
Menurut Yane, stabilnya pembiayaan gadai emas karena kebiasaan masyarakat yang justru membeli emas ketika harga turun. Masyarakat lebih memilih berinvestasi dalam bentuk emas ketimbang tabungan. Selain harganya cenderung naik, untungnya lebih tinggi ketimbang bunga bank. Bisnis gadai emas di BJBS per Agustus mencapai Rp 192 miliar dan meningkat menjadi Rp 240 miliar per Oktober. M Budi Utomo, Executive Vice President Unit Usaha Syariah (UUS) Danamon mengatakan, Danamon Syariah membidik segmen ritel. "Solusi Emas yang kami tawarkan lebih pada emas untuk kebutuhan sehari-hari dan bukan investasi," terang Budi. Artinya, nasabah membeli emas dan menjual ketika membutuhkan dana. Tahun depan, Danamon Syariah akan agresif di produk Solusi Emas meski tidak menjadikan emas sebagai bisnis inti. "Tahun depan kami menargetkan pertambahan 80 kantor cabang yang melayani Solusi Emas," terang Budi. Pembiayaan gadai emas Danamon Syariah mencapai Rp 20 miliar per Oktober, naik 100% dari Desember 2010. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Djumyati P.