KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Industri Keuangan Syariah Adiwarman Karim dalam risetnya menyebutkan tahun depan pertumbuhan industri perbankan syariah akan lebih kencang dibanding tahun 2017. Adiwarman Karim memproyeksi aset perbankan syariah pada tahun 2018 dapat tumbuh mencapai Rp 462,03 triliun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi normal. Sementara secara optimis, pihaknya memperkirakan total aset perbankan syariah akan mencapai Rp 501,09 triliun. Selain itu, return on asset (ROA) juga dipatok mampu tumbuh ke level 3,39% dengan asumsi pertumbuhan normal sementara asumsi optimis mencapai 4,09% pada tahun depan. Pun, sampai dengan akhir tahun 2017 Adiwarman Karim mengatakan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) perbankan syariah maka aset akan berada di kisaran Rp 409,33 triliun sementara ROA di level 2,09%. Mengenai hal tersebut, Direktur PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan untuk tahun 2018, pihaknya optimis ROA BNI Syariah akan dapat tumbuh dari capaian kuartal III 2017. "ROA BNI Syariah periode September 1,44%, masih di atas ROA industri perbankan syariah 1,4% dan Bank Umum Syariah (BUS) secara industri sebesar 0,98%," kata Dhias kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11). Sementara dari sisi aset, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk ini yakin pihaknya dapat mencatatkan pertumbuhan di kisaran 15% sampai 18% atau berada di atas proyeksi industri. "Untuk 2018, proyeksi pertumbuhan aset industri menjadi Rp 462,03 triliun atau 12,9% menurut hemat kami cukup realistis," tuturnya. Untuk mencapai target tersebut, perseroan juga akan melakukan beberapa strategi antara lain melalui optimalisasi sinergi dengan BNI Grup, mengembangkan digital banking dan penetrasi pada Halal Ecosystem. Selain BNI Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan rata-rata pihaknya yakin pertumbuhan rata-rata kinerja UUS CIMB Niaga mampu mencapai minimal 33%. "Tahun depan kami target naik minimal 33%, secara rata-rata dan aset targetnya," kata Pandji. Sebagai tambahan informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan akhir September 2017 total aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 405,3 triliun. Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan sebesar 22,16% secara tahunan atau year on year (yoy) dari posisi bulan September tahun lalu sebesar Rp 331,76 triliun. Selain itu, dari sisi kinerja pembiayaan bank syariah juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 8,24% secara yoy menajdi Rp 186,1 triliun. Sementara, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah berhasil mencatat kenaikan sebesar 16,77% secara tahunan menjadi Rp 232,3 triliun di bulan September 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank syariah yakin kinerja membaik di tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Industri Keuangan Syariah Adiwarman Karim dalam risetnya menyebutkan tahun depan pertumbuhan industri perbankan syariah akan lebih kencang dibanding tahun 2017. Adiwarman Karim memproyeksi aset perbankan syariah pada tahun 2018 dapat tumbuh mencapai Rp 462,03 triliun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi normal. Sementara secara optimis, pihaknya memperkirakan total aset perbankan syariah akan mencapai Rp 501,09 triliun. Selain itu, return on asset (ROA) juga dipatok mampu tumbuh ke level 3,39% dengan asumsi pertumbuhan normal sementara asumsi optimis mencapai 4,09% pada tahun depan. Pun, sampai dengan akhir tahun 2017 Adiwarman Karim mengatakan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) perbankan syariah maka aset akan berada di kisaran Rp 409,33 triliun sementara ROA di level 2,09%. Mengenai hal tersebut, Direktur PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan untuk tahun 2018, pihaknya optimis ROA BNI Syariah akan dapat tumbuh dari capaian kuartal III 2017. "ROA BNI Syariah periode September 1,44%, masih di atas ROA industri perbankan syariah 1,4% dan Bank Umum Syariah (BUS) secara industri sebesar 0,98%," kata Dhias kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11). Sementara dari sisi aset, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk ini yakin pihaknya dapat mencatatkan pertumbuhan di kisaran 15% sampai 18% atau berada di atas proyeksi industri. "Untuk 2018, proyeksi pertumbuhan aset industri menjadi Rp 462,03 triliun atau 12,9% menurut hemat kami cukup realistis," tuturnya. Untuk mencapai target tersebut, perseroan juga akan melakukan beberapa strategi antara lain melalui optimalisasi sinergi dengan BNI Grup, mengembangkan digital banking dan penetrasi pada Halal Ecosystem. Selain BNI Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan rata-rata pihaknya yakin pertumbuhan rata-rata kinerja UUS CIMB Niaga mampu mencapai minimal 33%. "Tahun depan kami target naik minimal 33%, secara rata-rata dan aset targetnya," kata Pandji. Sebagai tambahan informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan akhir September 2017 total aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 405,3 triliun. Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan sebesar 22,16% secara tahunan atau year on year (yoy) dari posisi bulan September tahun lalu sebesar Rp 331,76 triliun. Selain itu, dari sisi kinerja pembiayaan bank syariah juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 8,24% secara yoy menajdi Rp 186,1 triliun. Sementara, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah berhasil mencatat kenaikan sebesar 16,77% secara tahunan menjadi Rp 232,3 triliun di bulan September 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News