KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan minat nasabah masih tinggi terhadap produk deposito. Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin menyatakan deposito dipilih karena memiliki imbal hasil yang jauh lebih menarik bila ditempatkan di tabungan. Ia tidak menampik, sebagian nasabah mulai memilih produk investasi seperti obligasi, surat berharga negara (SBN), reksadana, dan saham. Di sisi lain, BTN juga terus memperkuat komposisi dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro.
“Oleh sebab itu, deposito dengan bunga tinggi kita
repricing dengan suku bunga yang lebih rendah. BTN secara bertahap telah menyesuaikan suku bunga depo yang lebih rendah, sesuai dengan kebutuhan likuiditas,” ujar Jasmin kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Baca Juga: KPR Subsidi topang portofolio LPR Bank BTN Bank bersandi saham
BBTN ini mencatatkan penurunan deposito 8,13%
year on year (yoy) dari Rp 183,66 triliun pada Oktober 2020 menjadi Rp 168,72 triliun di Oktober 2021. Kendati demikian, Jasmin menargetkan deposito tumbuh 11% di 2022.
Lantaran minat (demand) masyarakat terhadap simpanan berjangka masih ada, walau perbankan mulai mengerem supply himpunan dana mahal ini.
Baca Juga: BTN dan BRI gencarkan recovery aset lewat mekanisme lelang Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) mencatatkan, pertumbuhan deposito hanya 0,3%
year on year per Oktober 2021. Padahal pada Januari tahun ini, masih tumbuh dobel digit di level 11,8% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli