KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN) akan disiapkan
rights issue pada 2022 sesuai dengan rencana awal. Aksi korporasi itu dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia yang cukup mendesak terutama di tengah ancaman pandemi serta pemanasan global. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan melalui skema
rights issue, diharapkan rasio kecukupan modal (
capital adequacy ratio/CAR) BTN juga semakin kuat untuk menopang penyediaan pembiayaan perumahan bagi masyarakat di Indonesia.
“Adanya permodalan yang cukup baik untuk pembangunan perumahan rakyat, memang tugas dari BTN,” ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI akhir pekan lalu.
Baca Juga: Melalui program Kangen, BTN sudah salurkan KPR hampir Rp 500 miliar Erick menuturkan penghimpunan dana dari pasar modal tersebut juga dipilih agar Bank BTN dapat memenuhi kebutuhan pendanaan tanpa meningkatkan defisit APBN.
“Kami berusaha keras tidak ingin memberikan beban terus menerus kepada pemerintah. Seperti diketahui, defisit anggaran sudah melebihi 3%, ke depan harus kembali 3%,” tutur Erick. Adapun, pada tahun depan, emiten bersandi saham
BBTN tersebut membidik pertumbuhan kredit di level 8%-10%. Asumsi positif tersebut didukung kebutuhan perumahan di Indonesia yang masih besar, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Baca Juga: Bank BTN semakin efisien, rasio BOPO semakin melandai Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat kebutuhan rumah MBR masih mendominasi angkat backlog. PUPR mencatat dari 11,38 angka backlog, kebutuhan kepemilikan rumah MBR mencapai 10,59 juta unit. Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan dengan jaringan dan infrastruktur pembiayaan perumahan yang solid, perseroan siap mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut hingga 250 ribu unit rumah bagi MBR per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli