Bank tingkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit ke sektor perkebunan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perbankan tengah berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor perkebunan saat ini. Penyebabnya, tantangan sektor tersebut tengah berat di saat fluktuasi harga komoditas masih terjadi.

Baru-baru ini, bank asing yakni Citigroup batal memberikan pinjaman sebesar US$ 140 juta ke unit bisnis sawit milik Grup Salim. Hanya saja, pembatalan itu disebut bukan lantaran faktor harga komoditas, melainkan karena perusahaan itu sudah tidak menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) saja.

Baca Juga: Pemegang saham restui Bank BTN untuk mengakuisisi modal ventura


PT BRI Agro Tbk adalah salah satu bank yang mulai meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit baru ke perkebunan. "Sektor perkebunan menghadapi tantangan fluktuasi harga komoditas.

Untuk itu, kami akan lebih hati-hati dalam salurkan kredit dengan memperhatikan kapasitas calon debitur, jenis komoditi dan pemilihan sektor on/off farm nya," jelas Agus Noorsanto Direktur Utama BRI Agro pada Kontan.co.id, Kamis (29/8).

Meski begitu, penyaluran kredit BRI Agro ke sektor agribisnis itu masih tumbuh. Per Juli 2019, tercatat sebesar Rp 10,1 triliun atau tumbuh 19,6% secara year on year (yoy). Sektor ini menyumbang porsi 58% terhadap total kredit perseroan. Hingga akhir tahun, pertumbuhannya ditargetkan bisa mencapai 20%.

Baca Juga: Bankir bilang tren bunga KPR mengarah turun usai penurunan suku bunga BI

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) akan fokus menyalurkan kredit ke perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki pengalaman di sektor perkebunan.

Per Juni 2019, total outstanding kredit BCA ke sektor perkebunan masih tumbuh namun hanya satu digit yakni 5%. Sebagian besar kredit dalam bentuk kredit investasi.

"Sejauh ini NPL di sektor perkebunan ini juga masih terkontrol dengan baik," kata Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA.

Baca Juga: Suprajarto dikabarkan menolak jabatan direktur utama BTN (BBTN) menggantikan Maryono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi