JAKARTA. Sejumlah perbankan menunda rencana pertumbuhan anorganik seperti akuisisi dan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) pada tahun 2014 mendatang, dari rencana awal realisasi pada tahun 2013 ini. Ada beragam alasan yang mendasari penundaan tersebut, mulai dari belum adanya kesepakataan antara pemegang saham dan calon perusahaan yang akan digandeng hingga terbentur izin dari pihak otoritas terkait.Parwati Surjaudaja Presiden Direktur Bank OCBC NISP menyampaikan, pihaknya menunda rencana mengakuisisi perusahaan multifinance tahun 2014, sebab perusahaan belum menemukan kecocokan dengan pemilik saham multifinance yang menjadi incaran OCBC NSIP. Padahal perusahaan sudah menyiapkan dana untuk pencaplokan perusahaan bidang otomotif tersebut. "Kami akan memasukan rencana tersebut pada Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014," kata Parwati.Parwati bilang, pihaknya memiliki modal yang cukup untuk mengakuisisi perusahaan multifinance sehingga tidak menganggu permodalan untuk pertumbuhan organik. Asal tahun saja, bank milik investor Singapura ini akan memperkuat modal melalui right issue sebesar Rp 3,5 triliun sehingga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17% dari posisi 14,9% per September 2013.Bien Subiantoro, Direktur Utama Bank Jawa Barat Banten (BJB), menyampaikan akan kembali mengakuisisi perusahaan multifinance pada tahun 2014, setelah tertunda pada tahun 2013 ini dengan alasan penguatan modal. Saat ini, BJB tengah memperkuat modal untuk mencaplok perusahaan bidang otomotif tersebut melalui laba ditahan dari kinerja tahun 2013. "Kami tidak ingin mengakuisisi perusahaan tapi menggoyangkan permodalan kami," kata Bien.Catatan saja, saat ini BJB masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun - Rp 30 triliun. Bien menambahkan, pihaknya akan memasukan rencana pencalopkan perusahaan multifinance tersebut pada RBB tahun 2014. Perusahaan multifinance yang dibidik ada 3 perusahaan namun yang akan dipilih hanya 1 perusahaan. "Kami mengalokasikan dana lebih dari Rp 200 miliar untuk akuisisi," tambahnya.Lanjutnya, BJB tetap merealisasikan mengakuisisi PT Asuransi Staco Mandiri pada akhir tahun 2013 ini. Bien mengungkapkan perusahaan akan mengeluarkan dana sekitar Rp 70 miliar untuk memiliki perusahaan yang bergerak dibidang asuransi umum. "Kami masih menunggu izin dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan selesai akhir tahun 2013," jelas Bien. Adapun syarat yang belum selesai dari akuisisi tersebut terkait soal teknis seperti neraca perusahaana dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Henry Koenaifi Direktur Konsumer BCA, juga menyampaikan rencana penundaan pembentukan usaha asuransi jiwa pada tahun 2014, karena perusahaan belum menerima izin dari BI ataupun OJK pada sisa tahun ini. Adapun, dana yang disiapkan perusahaan sekitar Rp 100 miliar untuk mendirikan anak usaha. "Kami akan mendirikan anak usaha sendiri tanpa kerjasama dengan pihak lain," terang Henry.Sementara, Glen Glenardi Direktur Utama Bank Bukopin mengatakan, pihaknya akan menunda rencana memiliki perusahaan asuransi jiwa melalui joint venture, karena pemegang saham baru yakni Bosowa Corporindo memiliki anak usaha yang bergerak pada bidang asuransi yaitu Asuransi Bosowa Periskop yang menawarkan asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan, properti dan risiko kontraktor.Glen mengatakan, tidak membatalkan rencana tersebut, namun perusahaan menunda rencana itu sampai tahun depan. Pada RBB tercantum, Bukopin ingin memiliki saham 40% pada calon anak usaha bidang asuransi itu pada tahap awal. Namun, perseroan akan menurunkan rencana kepemilikannya menjadi di bawah 40%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank tunda rencana pertumbuhan anorganik
JAKARTA. Sejumlah perbankan menunda rencana pertumbuhan anorganik seperti akuisisi dan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) pada tahun 2014 mendatang, dari rencana awal realisasi pada tahun 2013 ini. Ada beragam alasan yang mendasari penundaan tersebut, mulai dari belum adanya kesepakataan antara pemegang saham dan calon perusahaan yang akan digandeng hingga terbentur izin dari pihak otoritas terkait.Parwati Surjaudaja Presiden Direktur Bank OCBC NISP menyampaikan, pihaknya menunda rencana mengakuisisi perusahaan multifinance tahun 2014, sebab perusahaan belum menemukan kecocokan dengan pemilik saham multifinance yang menjadi incaran OCBC NSIP. Padahal perusahaan sudah menyiapkan dana untuk pencaplokan perusahaan bidang otomotif tersebut. "Kami akan memasukan rencana tersebut pada Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014," kata Parwati.Parwati bilang, pihaknya memiliki modal yang cukup untuk mengakuisisi perusahaan multifinance sehingga tidak menganggu permodalan untuk pertumbuhan organik. Asal tahun saja, bank milik investor Singapura ini akan memperkuat modal melalui right issue sebesar Rp 3,5 triliun sehingga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17% dari posisi 14,9% per September 2013.Bien Subiantoro, Direktur Utama Bank Jawa Barat Banten (BJB), menyampaikan akan kembali mengakuisisi perusahaan multifinance pada tahun 2014, setelah tertunda pada tahun 2013 ini dengan alasan penguatan modal. Saat ini, BJB tengah memperkuat modal untuk mencaplok perusahaan bidang otomotif tersebut melalui laba ditahan dari kinerja tahun 2013. "Kami tidak ingin mengakuisisi perusahaan tapi menggoyangkan permodalan kami," kata Bien.Catatan saja, saat ini BJB masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun - Rp 30 triliun. Bien menambahkan, pihaknya akan memasukan rencana pencalopkan perusahaan multifinance tersebut pada RBB tahun 2014. Perusahaan multifinance yang dibidik ada 3 perusahaan namun yang akan dipilih hanya 1 perusahaan. "Kami mengalokasikan dana lebih dari Rp 200 miliar untuk akuisisi," tambahnya.Lanjutnya, BJB tetap merealisasikan mengakuisisi PT Asuransi Staco Mandiri pada akhir tahun 2013 ini. Bien mengungkapkan perusahaan akan mengeluarkan dana sekitar Rp 70 miliar untuk memiliki perusahaan yang bergerak dibidang asuransi umum. "Kami masih menunggu izin dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan selesai akhir tahun 2013," jelas Bien. Adapun syarat yang belum selesai dari akuisisi tersebut terkait soal teknis seperti neraca perusahaana dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Henry Koenaifi Direktur Konsumer BCA, juga menyampaikan rencana penundaan pembentukan usaha asuransi jiwa pada tahun 2014, karena perusahaan belum menerima izin dari BI ataupun OJK pada sisa tahun ini. Adapun, dana yang disiapkan perusahaan sekitar Rp 100 miliar untuk mendirikan anak usaha. "Kami akan mendirikan anak usaha sendiri tanpa kerjasama dengan pihak lain," terang Henry.Sementara, Glen Glenardi Direktur Utama Bank Bukopin mengatakan, pihaknya akan menunda rencana memiliki perusahaan asuransi jiwa melalui joint venture, karena pemegang saham baru yakni Bosowa Corporindo memiliki anak usaha yang bergerak pada bidang asuransi yaitu Asuransi Bosowa Periskop yang menawarkan asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan, properti dan risiko kontraktor.Glen mengatakan, tidak membatalkan rencana tersebut, namun perusahaan menunda rencana itu sampai tahun depan. Pada RBB tercantum, Bukopin ingin memiliki saham 40% pada calon anak usaha bidang asuransi itu pada tahap awal. Namun, perseroan akan menurunkan rencana kepemilikannya menjadi di bawah 40%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News